TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Gerakan Pemuda Ansor akan menyelenggarakan bersepeda sejauh 90 kilometer dari Jakarta menuju Bogor, Jawa Barat pada 21/4/2024.
Acara tersebut dihadiri seluruh pengurus Pengurus Harian Pusat Ansor dan sembilan pegawai pos Jakarta-Bogor.
Ketua DP H Addinjauharudin mengatakan, perjalanan Ansor sepanjang 90 km ini bukan hanya untuk pembinaan pimpinan dan kader Ansor saja, tapi juga sebagai pengingat atas kerja keras para pejuang kemerdekaan dengan senjata seadanya.
Dalam siaran persnya, Senin (15/4/2024), Addin mengatakan, “Kita melambangkan kerja keras kita dengan sepeda.”
Kegiatan bersepeda tenang ini menunjukkan Ansor akan mengayuh emas Indonesia 2045 dengan tertib, single team, disiplin tinggi, fisik sehat dan loyalitas tinggi.
“Operasi ini akan membawa kita semua menuju masa keemasan, kemenangan dan kejayaan Ansor.
Roda sepeda Ansor sepanjang 90 km juga mempunyai arti tersendiri. 90 km diartikan sebagai angka 90 tahun yang merupakan usia istimewa. Satu dekade lagi (10 tahun) akan menjadi abad kemerdekaan Indonesia.
“Ansor lahir sebelum kemerdekaan dan mewakili lembaga pendiri republik. Tidak akan pernah tenggelam di era ini, akan tetap kokoh dan bermanfaat,” kata Addin.
Menurutnya, sembilan puluh tahun adalah masa pelarian, pengalaman, kenyamanan, dan kesejahteraan terbesar bagi bangsa ini.
“Kita semua dilahirkan dari awal (0) untuk tumbuh dan berkembang dalam perjuangan NU (bintang 9). Sampai saat ini kita adalah pembina organisasi NU. Kita dilahirkan untuk menjadi unsur penggerak Nahdlatul Ulama,” tuturnya. . . . Tanah “suci” Ansor
Jalur bersepeda sepanjang 90 km Jakarta-Bogor ini melewati 9 pilar dan berakhir di Komplek Pondok Al-Bakiyatus Sobayar, Cibogo, Bogor, Jawa Barat. Pesantren ini didirikan oleh KH Raden Ma’mun Nawawi atau dikenal juga dengan sebutan Mama Sibogo.
Mama Tsibogo merupakan murid kesayangan KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Mama Sibogo adalah seorang pendeta kharismatik dan inspiratif yang telah menulis 60 buku berbahasa Arab Sunda. Ana Tsibogo juga menjadi panutan bagi sekelompok mahasiswa.
Addin mengatakan, lomba sepeda Ansor sepanjang 90 km ini sengaja dipilih finis di Pesantren Mama Tsibogo karena merupakan tempat yang “sakral” bagi Ansor.
Rumah pedesaan Al-Bakiyatus Sobayar yang dibangun oleh Mama Tsibogo menjadi tempat latihan para pelajar yang tergabung dalam jajaran Laskar Hizbullah, ketua gerakan pemuda Ansor, dan prajurit kejam yang membela kemerdekaan bangsa Indonesia.
Tanah perjuangan inilah yang menginspirasi perjalanan Pengurus Pusat Gerakan Pemuda (MBD) Ansor. Pada jalur sepanjang 90 kilometer yang dimulai dari tempat kerja para pimpinan pusat gerakan pemuda Ansor itu, lahan tersebut akan menjadi tempat spiritualitas.
“Tanah suci ini menjadi pengingat 90 tahun kerja sama NU dan NKRI untuk menarik generasi muda Nahdlatul Ulama dalam gerakan pemuda Ansor yang semakin berkembang Alhamdulillah.” Tambahan.