Bisnis UMKM Mulai Tunjukkan Perbaikan dalam Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024

TRIBUNNEWS.COM – PT. Kamis (01/08) Banki Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merilis laporan UMKM Triwulan II Tahun 2024. Dalam buku tersebut terlihat ekspansi bisnis UMKM mulai meningkat, terlihat pada indeks bisnis UMKM triwulan II Tahun 2024 tercatat sebesar 109,9, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 102,9.

Dalam hal ini, Direktur Bisnis BRI Mikro Supari menjelaskan perluasan kegiatan UMKM mulai meningkat dan didukung oleh empat faktor utama. Pertama, adanya Hari Raya Keagamaan (HBKN) yang mendorong peningkatan barang dan jasa serta didukung THR yang meningkatkan daya beli pekerja. Kedua, musim El-Nino berkurang, produksi besar. harga banyak produk yang ditanam mengalami kenaikan di masa depan, yang berdampak pada kinerja sektor pertanian dan berdampak pada sektor lainnya. Selain itu, sektor konstruksi mengalami peningkatan sehubungan dengan dimulainya proyek-proyek pemerintah didukung oleh iklim yang mendukung. “Selanjutnya, libur HBKN memberikan dampak positif bagi pariwisata dan sektor terkait.”

Supari menambahkan, kondisi operasional dan manfaat UMKM pada triwulan II tahun 2024 juga akan membaik, sehingga pertumbuhan usaha kecil dapat meningkat tergantung situasi. Namun meskipun ekspansi usaha UMKM mulai meningkat, namun sebagian pelaku UMKM masih mengeluhkan belum pulihnya daya beli masyarakat dengan baik, kenaikan harga produk input dan persaingan yang ketat serta memperkirakan ekspansi tersebut disebabkan oleh faktor musiman seperti HKBN & produksi tinggi.

. Namun indeks ekspektasinya masih di atas 100, menandakan bisnis UMKM masih kuat,” kata Supari.

Seiring dengan mulai meningkatnya aktivitas dunia usaha, persepsi para pedagang UMKM juga meningkat, sebagian besar disebabkan oleh membaiknya penilaian pelaku UMKM terhadap situasi saat ini (Indeks Situasi). Peningkatan sentimen ini terjadi di seluruh sektor usaha dan dalam 3 bulan ke depan para pelaku UMKM tetap yakin perekonomian, dunia usaha, dan usahanya akan membaik.

“Kepercayaan pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah dalam menunaikan tanggung jawabnya masih tinggi (IKP berada di angka 130,5, di atas 100). Rating tinggi diberikan pada bagian yang menyatakan pemerintah mempunyai kemampuan menciptakan keamanan dan ‘keamanan’.

BRI hingga akhir triwulan II tahun 2024 masih menyalurkan pinjaman terbanyak pada sektor UMKM di Indonesia. Pada konferensi pers Kinerja Keuangan BRI triwulan II 2024 di Jakarta (25/7), Direktur BRI Sunarso mengumumkan hingga akhir Juni 2024, Perseroan telah mampu menyalurkan pinjaman kepada sektor UMKM senilai triliunan 1.095,64 atau setara i. menjadi 81,69 persen dari total pinjaman BRI.

“Salah satu upaya BRI dalam mendukung pembangunan perekonomian negara adalah dengan terus mendorong penciptaan lapangan kerja khususnya di bidang UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas,” kata Sunarso.

Rinciannya, pinjaman BRI pada sektor UMKM senilai Rp 1.095,64 triliun, terdiri dari sektor mikro Rp 623 triliun, sektor mikro Rp 232,3 triliun, sektor konsumer Rp 198,8 triliun, dan sektor menengah Rp 41,5 triliun.

Informasi Penelitian

Survei UMKM BRI merupakan survei dunia usaha dengan sampel lebih dari 7.000 responden UMKM yang tersebar di seluruh sektor ekonomi dan 33 provinsi tempat usaha.

Survei ini dilakukan BRI Research Institute pada tanggal 24 Juli 2024 hingga 9 Juli 2024. Wawancara dilakukan melalui telepon untuk memastikan kualitas dan validitas data yang dikumpulkan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah persepsi pelaku usaha UMKM terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian secara umum, tingkat usaha responden serta perkembangan dan harapan usaha responden. Informasi tersebut digunakan untuk menyusun Indeks Bisnis UMKM (IB), Outlook Bisnis (ISB), dan Indeks Keyakinan Pelaku UMKM (IKP) bagi pemerintah.

Indeks ini melengkapi indeks serupa yang dibuat oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik yang melakukan survei terhadap pelaku usaha kecil dan besar. Selain itu, informasi terkait usaha para responden juga dikumpulkan untuk keperluan pemantauan dan berfungsi sebagai early warning system (EWS) terhadap usaha UMKM sandang.

Dalam survei ini, responden menjawab serangkaian pertanyaan, dimana untuk setiap pertanyaan responden dapat memberikan jawaban positif (Tinggi atau Baik), jawaban negatif (Rendah atau Buruk), dan jawaban netral (Sama atau Hilang). Koefisien distribusi dihitung dari selisih persentase hasil positif dan persentase hasil negatif ditambah 100.

Dalam hal ini, hasil yang tidak bias diabaikan. Nilai mean distribusinya adalah 100, dan rentang distribusinya antara nol hingga 200. Jika semua responden memberikan jawaban negatif, maka nilai distribusinya adalah nol. 

Sebaliknya jika seluruh responden memberikan jawaban positif maka indeks sebarannya adalah 200. Indeks sebaran di atas 100 menunjukkan lebih banyak jawaban positif dibandingkan jawaban negatif. Sebaliknya, nilai distribusi di bawah 100 menunjukkan lebih banyak hasil negatif dibandingkan hasil positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *