Pejabat Asing Ramai-ramai Berupaya Redakan Ketegangan Israel-Hizbullah setelah Serangan di Golan

TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah politisi dan diplomat asing berusaha meredakan ketegangan antara Israel dan Hizbullah, setelah serangan roket mematikan di wilayah yang diduduki Israel menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang skala penuh, Financial Times melaporkan.

Pada Sabtu (27/7/2024) di kota Mejdel Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, 12 warga sipil, sebagian besar adalah anak-anak, tewas akibat pendaratan roket di lapangan sepak bola.

Israel secara langsung menyalahkan Hizbullah, yang hampir setiap hari saling baku tembak dengan pasukan Israel sejak perang Gaza dimulai Oktober lalu.

Hizbullah membantah bahwa mereka terlibat dalam serangan itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet menteri keamanan dan militer pada hari Minggu untuk memutuskan bagaimana menanggapi serangan tersebut.

Kabinet mengizinkan Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant untuk memutuskan bagaimana dan kapan harus menanggapi Hizbullah.

Beberapa sekutu Barat Israel mengecam keras serangan tersebut, namun pada saat yang sama meminta Israel untuk mengambil sikap.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menekankan hak Israel untuk melindungi warganya dalam konferensi pers di Tokyo, Minggu (28/7/2024).

Namun Blinken mengatakan para pejabat Amerika tidak ingin konflik semakin membesar. Orang-orang berkumpul di lokasi serangan rudal di Golan, 27 Juli 2024 (via Almayadeen).

Chuck Schumer, pemimpin mayoritas Senat AS, mengatakan kepada CBS News bahwa Iran, melalui proksinya, adalah negara yang paling jahat di kawasan.

Namun dia menambahkan bahwa menurutnya tidak ada orang yang menginginkan perang yang lebih luas.

“Saya berharap langkah-langkah akan diambil untuk mengurangi ketegangan,” kata Schumer.

Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka akan terus mendukung Israel melawan segala ancaman.

Namun Gedung Putih mengatakan pihaknya hanya ingin mencari solusi diplomatik sehingga warga sipil di kedua belah pihak dapat pulang dengan selamat.

David Lammy, Menteri Luar Negeri Inggris, mengatakan negaranya sangat khawatir dengan ancaman eskalasi dan ketidakstabilan.

“Kami menegaskan bahwa Hizbullah harus menghentikan serangannya,” tambahnya.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan pihaknya menuntut segala upaya dilakukan untuk menghindari konflik militer baru.

Kementerian telah dan akan terus bekerja sama dengan pihak-pihak untuk mencapai tujuan ini.

Para diplomat dan pejabat pemerintah di Lebanon juga bergegas mencegah kemungkinan perang umum setelah insiden tersebut.

Seorang diplomat Barat mengatakan: “Kami mencoba mengingatkan semua pihak yang terlibat tentang potensi dampak konflik setelah serangan terhadap Mejdal Shams.” Abdallah Bou Habib, Menteri Luar Negeri dan Urusan Migrasi Lebanon (CFR)

Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan kepada televisi lokal Al-Hadath bahwa Lebanon telah meminta AS untuk menekan Israel agar menunjukkan posisinya.

Mereka juga meminta kami untuk menunjukkan rasa hormat kepada Hizbullah.”

“Kedua belah pihak berupaya melakukan hal ini karena Amerika tidak menginginkan perang antara Lebanon dan Israel.”

Pada hari Sabtu, pemerintah Lebanon mengutuk semua tindakan kekerasan dan serangan terhadap semua warga sipil, tanpa menyebut Mejdal Shams.

Beirut menyerukan segera diakhirinya perang di semua lini.

Beirut menekankan dalam pernyataannya bahwa serangan terhadap warga sipil merupakan pelanggaran hukum internasional dan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.

Perwakilan internasional juga mengkritik serangan terhadap Mejdal Shams dan menyerukan penghentian permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

Thor Wennesland, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan: “Saya meminta semua orang untuk menahan diri secara maksimal.”

“Timur Tengah akan runtuh; Dunia dan kawasan tidak bisa menerima perang terbuka lagi.”

Perwakilan diplomatik PBB dan penjaga perdamaian di Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert dan Aroldo Lazaro, juga mengutuk kematian tersebut dan menyerukan emosi.

“Bentrokan kekerasan yang terus berlanjut… bisa memicu kebakaran lebih besar yang akan menjerumuskan seluruh wilayah ke dalam bencana yang tak terbayangkan,” katanya.

Iran mengatur badan tersebut

Sementara itu, Iran memperingatkan Israel agar tidak melakukan tindakan apa pun di Lebanon. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasir Kanani (Tasnim)

Nasir Kenani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, dalam pernyataannya pada hari Minggu meminta masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk mendukung perdamaian dan keamanan Lebanon dan kawasan melawan petualangan rezim Zionis yang agresif.

Menurut Anadolu Agency, Kanaani menekankan bahwa tindakan bodoh apa pun yang dilakukan Israel dapat menyebabkan peningkatan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan perang di kawasan.

Dia mengatakan bahwa tanggung jawab atas hasil ini berada di pundak Israel.

Dia juga meminta pemerintah AS untuk mematuhi kewajiban internasional dan moralnya demi perdamaian dan keamanan dunia serta mencegah Israel mengobarkan perang di Gaza dan wilayah lainnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shalawi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *