TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Hamas Palestina telah menerima tanggapan resmi Israel terhadap proposal terbarunya untuk merundingkan gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Hari ini Hamas menerima tanggapan resmi pendudukan Zionis terhadap proposal yang disampaikan kepada mediator Mesir dan Qatar pada 13 April,” kata Wakil Presiden Gaza Khalil al-Hayya dalam pernyataan Hamas, Sabtu (27/4/). 2024). ).
Dia mengatakan Hamas akan mempelajari proposal tersebut dan, setelah menyelesaikan studinya, akan menyerahkan tanggapannya kepada para mediator.
Negosiasi antara Hamas dan Israel telah berlangsung selama lebih dari empat bulan sejak pertukaran tahanan terakhir pada November 2023.
Hamas sebelumnya mengatakan pihaknya terbuka terhadap proposal baru jika Israel ingin mengajukannya, Al Jazeera melaporkan. Israel mengancam Hamas: setuju untuk berpartisipasi dalam tender atau menyerang Rafah
Sementara itu, media Israel Walla melaporkan bahwa pejabat senior Israel menjelaskan kepada mediator Mesir bahwa Israel bersedia memberikan satu kesempatan terakhir untuk mencapai kesepakatan pertukaran.
Namun jika tidak ada kemajuan, Israel akan melancarkan operasi di Rafah.
Media AS, Axios, mengutip para pejabat Israel yang mengatakan bahwa mereka telah meminta Mesir untuk memberikan kesempatan terakhir kepada Hamas.
“Israel bersedia memberikan satu kesempatan terakhir untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas mengenai pembebasan tahanan sebelum melanjutkan serangannya ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan,” Axios melaporkan pada hari Sabtu.
“Israel telah mengatakan kepada Mesir bahwa mereka serius dalam mempersiapkan dimulainya operasi di Rafah dan tidak akan membiarkan Hamas melambat,” lanjutnya.
Sementara itu, sekutu dekat Israel, AS, meyakini ada upaya baru Qatar dan Mesir untuk mencapai kesepakatan antara Hamas dan Israel.
“Negosiasi untuk melaksanakan perjanjian pertukaran tahanan telah mendapatkan momentum baru,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan kemarin.
Dia tidak memberikan alasan atas optimismenya dalam hal ini, namun menyatakan keyakinannya bahwa Qatar dan Mesir melakukan segala kemungkinan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendorong serangan besar-besaran terhadap Rafah di Jalur Gaza selatan, yang dianggap sebagai benteng terakhir Hamas.
Rencana tersebut ditunda selama negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Sekutu Israel, Amerika Serikat dan banyak negara, mengkritik rencana Israel karena mereka khawatir invasi tersebut akan memperburuk situasi dan kemungkinan menambah korban jiwa: 1,5 juta warga Palestina melarikan diri ke Rafah. Jumlah korban
Berdasarkan kesepakatan sebelumnya, Hamas dan Israel menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Israel memperkirakan sekitar 136 sandera masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Israel terus bertindak agresif di Jalur Gaza, jumlah warga Palestina yang terbunuh pada Sabtu (10/7/2023) hingga Sabtu (27/4/2024) meningkat menjadi 34.356 orang dan melukai 77.368 orang, dan di Israel 1.147 orang, kata badan tersebut. melaporkan.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10/7/2023) untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa.
Sementara itu, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023, terdapat lebih dari 8.000 warga Palestina di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel