Dilaporkan wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Benih tanaman Hanjeli (Coix lacryma-jobi L) merupakan alternatif makanan pokok dengan kandungan nutrisi yang sangat baik dan juga mencegah sembelit.
Biji hanjeli yang dikenal dengan sebutan Hanjeli atau Hajeli oleh masyarakat Baduy mengandung karbohidrat sebesar 76,40 persen. 7,90 persen lemak dan 14,10 persen protein.
“Biji hanjeli setara dengan sumber gizi lain seperti nasi, nasi, nasi atau sumber pangan lain yang setara dengan sumber karbohidrat,” kata Dr. Berna Elya MSi Apt, guru besar farmasi Universitas Indonesia. Baru-baru ini di Lebak Banten; Untuk mengatasi stagnasi di Desa Bojong Menteng, Hanjeli Crop Development menyelesaikan Program Pemberdayaan Masyarakat Baduy.
Berna mengatakan, bibit yang terkandung dalam tanaman ini mampu mencegah pembusukan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini karena berdampak negatif baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Tak hanya itu, pada tanaman ini daun hanjeli dapat digunakan sebagai pupuk dan akar hanjeli sebagai obat.
Bahan lainnya mengandung kalsium yang tinggi sehingga dapat digunakan oleh penderita osteoporosis.
Selain itu, karena indeks glikemiknya yang rendah, tanaman ini aman dikonsumsi penderita diabetes.
Kemudian kandungan bioaktif pada bijinya dapat mengendalikan tumor, dan kulit bijinya mempunyai kandungan biosilika yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk pengobatan dan dapat digunakan sebagai pupuk.
Karena kaya akan karbohidrat sebagai sumber makanan, bagian tanaman Hanjeli seperti akar, batang dan daun juga dapat memberikan manfaat.
Misalnya akar tanaman dapat digunakan sebagai tanaman konservasi tanah karena akarnya menyatukan tanah.
“Batang dan daunnya bisa dijadikan pakan ternak dan daunnya bisa dijadikan teh dan kopi,” ujarnya.
Seperti masyarakat lainnya di Indonesia, kemacetan masih menjadi masalah serius bagi masyarakat Baduy yang tinggal di jantung provinsi Banten, sekitar 120 kilometer dari Jakarta.
Pada tahun 2021, data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak yang mengutip data Klinik Saung Sehat mencatat 147 anak menderita campak di Kota Kanekes.
Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Prof. Retnosari Andrajati, M.S., Apt, Roshamur Cahyan Forestrania, M.Sc., Apt, PhD, Dr. Fiky Yulianto Wicaksono, SP, MP, Dr. sesuai Syamsu Nur, S.Farm, M.Si, Dr. sesuai Novi Fajar Utami, M.Farm dan banyak mahasiswa.
Kegiatan diakhiri dengan tes tekanan darah dan konsultasi dengan peserta.