TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keamanan data kini menjadi hal penting di dunia digital. Maraknya peretasan dan kebocoran data tidak hanya menjadi ancaman serius bagi masyarakat dan perusahaan, namun juga bagi sistem pertahanan negara.
Kini kita menantikan jaringan aman, salah satunya teknologi blockchain, yang disebut-sebut bisa menjadi solusi potensial untuk memperkuat infrastruktur digital di masa depan.
Dalam membangun landasan kedaulatan digital, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengembangkan inovasi IDCHAIN.
Ini adalah sistem manajemen identitas digital berbasis blockchain untuk memperkuat perlindungan dan pengelolaan data pribadi. Melalui sistem ini, pengguna blockchain dapat mengelola, melindungi, dan berbagi identitas digital dengan cara yang aman dan terdesentralisasi.
“Kita tahu akhir-akhir ini banyak terjadi permasalahan penyalahgunaan data pribadi, seperti kasus 4,7 juta data ASN dijual di forum hacker, kemudian data KTP digunakan untuk mendapatkan pinjaman dan pilkada. melestarikannya. Data kita,” kata Ketua PANDI John Sihar Samanjankuk pada diskusi panel Bali Blockchain Summit 2024 di Dharmanagara Alaiya, Denpasar, Bali pada Selasa (20/08/2024).
John Sehr menjelaskan bahwa IDCHAIN merupakan komponen penting dalam ekosistem perlindungan data pribadi di masa depan.
“Ini tidak hanya sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), tapi juga memperkuat hak individu atas datanya dan membawa kita lebih dekat ke era baru di mana privasi dan keamanan data adalah yang terpenting. .
Melalui sistem ini, data pribadi tidak lagi dikuasai oleh otoritas pusat, melainkan oleh pemilik data, dan sangat menjanjikan dalam melindungi data pribadi dengan tetap mematuhi peraturan hukum yang berlaku saat ini yaitu Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi No.27 Tahun 2022 .
Protokol UID sistem ini juga mengacu pada standar W3C DID, yang merupakan standar pengidentifikasi (DID) yang diakui secara global. Hal ini memastikan bahwa pengguna atau subjek UID memiliki kontrol penuh atas identitas mereka.
“Agar masyarakat dapat menerima inisiatif identitas desentralisasi ini, diperlukan pemangku kepentingan utama. Dalam hal ini PANDI sangat terbuka untuk bekerjasama sehingga terjadi perluasan jaringan dan aplikasi,” kata John Sehr dari Samjantuk.
Acara “Bali Blockchain Summit 2024” dihadiri oleh ratusan peserta dan pelaku industri digital. Acara ini merupakan ikhtiar PANDI dalam mendorong berkembangnya inovasi berkelanjutan dalam teknologi blockchain.
Hal serupa disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manpikraf) Sindiga Uno dalam sambutannya.
“Saya berharap pemanfaatan teknologi blockchain sebagai landasan kokoh perlindungan dan pengembangan karya digital adalah masa depan yang cerah,” kata Sandiga Uno.
Laporan Aprilia Aca | Kompas.com