Ribuan Warga Israel Ngamuk di Jalanan, Tuntut Netanyahu Agar Segera Bebaskan Sandera

Dilansir reporter Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TET AVIV – Puluhan ribu warga Israel menggelar demonstrasi besar-besaran di Kaplan Square Tel Aviv, menyerukan Perdana Menteri Netanyahu untuk segera membebaskan para sandera di Gaza.

Ribuan warga lainnya juga menggelar aksi unjuk rasa di beberapa jalan kota Israel, termasuk di kawasan Begin Street depan Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.

Dan di Lapangan Paris, di Kota Tua Yerusalem, ribuan orang bersatu menyerukan kesepakatan penyanderaan dengan faksi-faksi Palestina di Gaza.

Menurut Anadolu, protes ini terjadi tak lama setelah beredarnya video yang memperlihatkan nasib dua warga Israel yang disandera Brigade Hamas Qassam.

Dalam video yang beredar, kedua narapidana tersebut mengungkapkan kemarahannya terhadap pemerintah Israel yang telah menyandera mereka oleh Hamas selama lebih dari 200 hari, terutama sejak 7 Oktober 2023.

Kedua sandera tersebut diidentifikasi sebagai Keith Siegel, 64, dan Omri Miran, 47, dan keduanya meminta pemerintah segera membuat kesepakatan dengan Hamas.

“Saya telah berada di sini dalam tahanan Hamas selama 202 hari. Situasi di sini tidak menyenangkan, sulit dan banyak bom,” kata Miran seperti dikutip AFP.

“Sudah waktunya untuk membuat kesepakatan yang akan membawa kita keluar dari sini dengan selamat,” tambahnya.

Hal itu mendorong ribuan warga Israel menggelar demonstrasi besar-besaran, menuntut pembebasan sandera di Gaza dan menyerukan pemilihan umum dini untuk menggantikan pemerintahan Netanyahu, yang diyakini gagal memimpin Israel.

FYI: Warga Israel hampir setiap akhir pekan mengadakan demonstrasi seperti itu. Warga Israel telah berdemonstrasi menentang pemerintahan Netanyahu, yang menurut mereka telah melakukan beberapa pelanggaran hukum.

Para pengunjuk rasa juga percaya bahwa Netanyahu dan pemerintah sayap kanan telah gagal dalam tugas mereka, gagal mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dan menjamin pembebasan sekitar 130 sandera yang diyakini masih berada di Gaza.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan di surat kabar Maariv pada tanggal 18 dan 19 Oktober menunjukkan bahwa Benjamin Netanyahu bahkan kalah kompetitif dibandingkan mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz.

“Netanyahu akan meninggalkan jabatannya. Seperti halnya para pejabat senior militer, intelijen, dan GSS (intelijen). Karena mereka gagal,” tulis surat kabar Israel Hayom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *