TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dampak disrupsi digital (perubahan besar) membawa perubahan mendasar di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks pemerintahan.
Apalagi pascapandemi Covi-19, peran teknologi semakin mendominasi kehidupan sosial masyarakat, khususnya bagi Generasi Milenial dan Gen Z.
Hal tersebut disampaikan Ketua Organisasi Relawan Gibran Post Benny Hutapea melalui siaran pers, Rabu (10/7/2024) di Jakarta.
Beny, sapaan akrabnya, mengatakan pendekatan ini untuk memberikan rekomendasi kepada Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mengenai penerapan aliran digital. Benny juga meyakini generasi milenial dan generasi Z dikenal mampu beradaptasi dengan teknologi dan mampu menunjukkan kemampuan menjadi pemimpin masa depan.
“Saya yakin di tengah perubahan besar (red-disruption) ini, Indonesia mampu menghadapi tantangan era perubahan generasi,” kata Benny.
Menurutnya, generasi tua Boomers, Millennial, dan Gen Z merupakan mayoritas penduduk. Bukan hal baru jika generasi Baby Boomer kerap menganggap generasi muda kurang berpengalaman.
“Generasi muda seringkali dianggap minim pengalaman dan tidak mau bekerja keras. Apalagi, keadaan ini diperparah dengan budaya ketimuran yang menekankan ketaatan kepada orang yang lebih tua sehingga terkadang generasi muda dipandang sebelah mata,” jelas Benny. yang juga merupakan Pengurus Pembina Persatuan Petani Sarang Burung Walet Indonesia (PPSWN).
Oleh karena itu, kata dia, banyak generasi milenial dan generasi Z yang memilih pindah ke kota, meninggalkan daerah yang lambat kemajuannya di bidang modernitas dan inovasi. Situasi ini menghambat kemampuan daerah untuk berkontribusi penuh terhadap pembangunan bangsa.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Benny menghadirkan program Millennial Stand Up For The Nation. Benny berinisiatif membangun kapasitas membawa kaset dengan memanfaatkan kekuatan Generasi Milenial dan Gen Z melalui modernisasi dan inovasi.
“Program ini bertujuan untuk melahirkan generasi baru yang profesional, mampu mendukung program akar rumput nasional. Yang mengintegrasikan program pembangunan daerah dan nasional untuk menggerakkan perekonomian lokal dan meningkatkan pendapatan daerah,” jelasnya.
Program ini mencakup beberapa program utama:
1. Badan Usaha Milik Milenial (BUMM): Sebagai wadah penjajakan bisnis bagi generasi Milenial dan Gen Z, BUMM memberikan cara untuk meningkatkan kemampuan daerah melalui modernisasi dan inovasi bisnis yang selaras dengan RPJMN dan RPJMD.
2. Milenial Profesional: Pemerintah Daerah akan menciptakan inkubator dan akselerator, untuk mengembangkan bakat dan minat generasi Milenial dan Gen Z. Selain itu, akan ada program pelatihan dan penyaluran tenaga profesional ke perusahaan-perusahaan di daerah.
3. Media Milenial: Pengembangan media yang bertujuan untuk meningkatkan eksposur dan menciptakan brand regional bagi BUMM dan Profesional Milenial.
4. Pengabdian Masyarakat: Inisiatif yang bertujuan untuk menghubungkan Generasi Milenial dengan Gen Z dan Generasi Boomers, menghilangkan Kesenjangan Minat Generasi, dan bersama-sama membangun daerah.
Benny mengatakan, ke depan program ini dapat melahirkan Tenaga Ahli Milenium yang mampu membangun daerah, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Setiap tahun daerah akan mampu melahirkan generasi muda yang siap melakukan pembangunan daerah secara modern dan inovatif,” tutupnya.
Perlu diketahui, Rencana Tetap Nasional Milenial merupakan langkah strategis untuk memastikan Generasi Milenial dan Gen Z berpartisipasi penuh dalam pembangunan nasional. Secara khusus, akan menjadikan daerah lebih modern, inovatif dan berdaya saing, serta mampu berkontribusi dalam meningkatkan PAD dan mendorong pembangunan nasional.