Taruna Ikrar, Ahli Otak Manusia yang Kini Jadi Kepala BPOM

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Taruna Ikrar menggantikan Penny K Lukito yang mengakhiri jabatannya sebagai Ketua BPOM pada November 2023.

Saat ini posisi Ketua BPOM diisi oleh operator, Rizka Andalusia.

Jadi siapakah Sumpah Kadet itu?

Taruna Ikrar adalah seorang ahli otak manusia.

Ia telah menjadi pemegang paten pemetaan otak manusia sejak 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Spesialis Laboratorium (Spesialis) di Departemen Anatomi dan Neurologi di Universitas California, Irvine.

Pada tanggal 30 Agustus 2023, jabatan Guru Besar Taruna Ikrar dihapuskan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Kesetaraan Wajah. Posisi akademik Profesor.

Plt Direktur Jenderal Diktistek Kemendikbudristek, Prof. E. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng mencontohkan, pemecatan Profesor Taruna Ikrar direncanakan karena adanya kecurangan dalam permintaan ekuitas profesor.

Taruna mengklaim telah membuat 67 penemuan terkait otak manusia. Bahkan, ia memetakan 100 miliar jalur saraf dan 1000 triliun fungsi otak di seluruh tubuh. Profesor Dadan Hindayana (kiri) dan Taruna Ikrar (kanan) saat menjabat Kepala Badan Gizi dan Ketua BPOM di Istana Negara, Senin (19/8/2024). (Tangkap layar YouTube KompasTV)

“Awalnya saya heran kenapa jantung bisa berdetak sendiri, tapi itu dikendalikan oleh otak,” kata Taruna beberapa waktu lalu.

Siswa juga mengembangkan proyek penelitian yang disebut Advance Medicine of Degenerative Medicine. 

Proyek ini berfokus pada penyakit degeneratif yang sulit diobati, seperti Parkinson.

Dengan meminum obat tersebut, gejala penyakit parkinson akan hilang. Namun setelah minum obat, gejalanya bisa muncul kembali. Artinya penyakit Parkinson tidak menyembuhkan penyakit Parkinson.

Jika pengobatan ini berhasil, jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan memiliki akses terhadap penyakit degeneratif. Misalnya, pasien dengan Cerebral Palsy dapat diobati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *