Warga Lebanon Akui Siap Hadapi Konflik Hizbullah-Israel: Jika demi Solidaritas Gaza, Maka Biarlah

TRIBUNNEWS.COM – Tara Tabet (32), seorang desainer produk asal Lebanon, mengaku tak ingin negaranya terlibat perang habis-habisan dengan Israel.

Namun, seperti banyak rekan senegaranya, ia bersiap menghadapi kemungkinan konflik setelah ancaman baru kelompok Hizbullah terhadap Israel dan Siprus.

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengejutkan banyak orang ketika dia mengatakan Siprus – negara Uni Eropa yang paling dekat dengan Lebanon – dapat terlibat dalam konflik kelompok tersebut dengan Israel, yang terjadi bersamaan dengan perang Gaza.

Namun, Siprus menolak untuk memihak dalam kedua perang tersebut.

Peringatan dari Nasrallah, yang mengancam Israel dengan serangan presisi yang luas, membuat banyak warga Lebanon enggan bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi.

Sebaliknya, Tara Tabet mengaku akan membiarkan kemungkinan konflik jika demi persatuan Gaza.

“Tentu saja kami tidak ingin berperang dengan mereka – tetapi jika demi solidaritas dengan masyarakat Gaza, biarlah,” ujarnya di Beirut, Kamis (20/6/2024), dilansir . Dari Berita Arab.

Ketika ditanya apakah ancaman Siprus membuatnya khawatir, Tabet mengatakan hal itu dapat menggagalkan rencananya untuk menikah secara sipil.

Di Lebanon, undang-undang status pribadi diatur oleh masing-masing pengadilan agama, sehingga menyebabkan banyak pasangan dari latar belakang agama berbeda melakukan perjalanan 40 menit dengan pesawat ke Siprus untuk menikah di pengadilan. Peringatan Hizbullah kepada Israel

Hizbullah Lebanon mengklaim mereka memiliki senjata dan kemampuan intelijen baru yang dapat membantunya menargetkan posisi yang lebih penting di wilayah Israel jika terjadi perang habis-habisan.

Pernyataan Hizbullah pada Rabu (19/6/2024) dimaksudkan untuk memperingatkan Israel.

Pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyampaikan komentarnya ketika konflik lintas batas yang telah berlangsung selama berbulan-bulan antara Hizbullah dan Israel tampaknya mencapai titik didih.

Komentar Hassan Nasrallah juga muncul sehari setelah duta besar senior Amerika Serikat (AS) bertemu dengan para pejabat Lebanon dalam upaya terbarunya untuk meredakan ketegangan.

“Sekarang kami punya senjata baru. Namun saya tidak akan menyebutkan siapa mereka,” ujarnya seperti dikutip AP News.

“Ketika keputusan sudah diambil, mereka akan terlihat di lini depan,” lanjutnya.

Pidato Hassan Nasrallah disiarkan di televisi untuk mengenang seorang komandan senior Hizbullah yang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan pekan lalu.

Diketahui, Hizbullah merupakan sekutu kelompok teroris Palestina Hamas.

Hizbullah hampir setiap hari melakukan serangan dengan Israel sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober, dengan tujuan menarik pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Serangan Hizbullah meningkat setelah Israel memperluas serangannya di kota Rafah di Gaza selatan bulan lalu, dan setelah kematian seorang komandan senior Hizbullah, Taleb Sami Abdullah, dalam serangan Israel pekan lalu.

Taleb Sami Abdullah adalah teroris tertua yang tewas sejauh ini dalam perang Israel-Hamas. Asap mengepul dari serangan Israel di kota perbatasan Lebanon. Konflik antara gerakan Hizbullah dan IDF terus meningkat seiring dengan berlanjutnya serangan Israel di Jalur Gaza. (khaberni/HO) Update perang Israel-Hamas

Seperti dilansir Al Jazeera, tank-tank Israel menembus jauh ke Rafah Barat di Gaza selatan, menembaki tenda-tenda pengungsi dan sebuah kendaraan lapis baja diledakkan oleh alat peledak yang ditanam oleh Hamas.

Gedung Putih menggambarkan kritik Benjamin Netanyahu terhadap penangguhan pengiriman senjata AS ke Israel sebagai hal yang “mengganggu” dan “mengecewakan” ketika keretakan publik antara kedua sekutu tersebut semakin melebar.

Pasukan Israel telah melakukan serangan udara mematikan di Gaza dalam 24 jam terakhir, termasuk serangan terhadap sebuah rumah di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza yang menewaskan delapan orang.

Pakar PBB telah memperingatkan produsen senjata agar tidak mengirimkan senjata ke Israel, dengan mengatakan hal itu dapat memaksa mereka melanggar hukum internasional yang berlaku di Gaza.

Setidaknya 37.431 orang tewas dan 85.653 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin oleh Hamas telah meningkat menjadi 1.139 sementara puluhan lainnya masih terjebak di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Lebih banyak berita tentang konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *