TRIBUNNEWS.COM – Beberapa kapal perang Amerika Serikat (AS) sedang menuju ke pantai Lebanon di tengah ketegangan antara Israel dan Hizbullah Lebanon.
Kapal perang tersebut antara lain USS Wasp, USS New York, dan USS Oak Hill. Sekitar 2.500 personel Angkatan Darat AS termasuk dalam kelompok tersebut.
Pada Selasa (30/7/2024), Israel menyerang ibu kota Lebanon, Beirut, menewaskan tiga orang. Jumlah korban luka mencapai puluhan.
Dalam serangan itu, Israel memukul komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr.
Nasib Shuk tidak diketahui. Israel mengatakan dia terbunuh, namun sumber Hizbullah mengatakan Shukr masih hidup namun terluka parah.
Times Now News melaporkan bahwa AS siap merespons eskalasi yang sedang berlangsung di Lebanon dan kawasan Timur Tengah.
Skuadron yang dikerahkan AS adalah Skuadron Amfibi 4 yang dipimpin oleh kapal perang USS Wasp. Kapal tersebut juga dapat berfungsi sebagai kapal induk.
Armada tersebut memiliki beragam persenjataan dan peralatan tempur, seperti kapal pendarat, helikopter, dan pesawat Osprey.
Namun, AS tidak akan mendatangkan kapal induk bertenaga nuklir sendiri. Kapal induk AS sering digunakan untuk mencegah eskalasi di masa depan. Warga Lebanon berjalan melewati reruntuhan bangunan pasca Israel menyerang ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa (30/7/2024). (STR/AFP) Warga Israel ketakutan
Media Israel melaporkan bahwa permukiman dan kota-kota Israel disiagakan setelah Israel menyerang Beirut.
Komando militer Israel mengeluarkan “peringatan situasional” dan meminta semua warga Israel di dekat perbatasan Lebanon untuk mengungsi ke tempat perlindungan bom.
Menurut media Israel, persiapan sedang dilakukan untuk melawan kemungkinan serangan balik Hizbullah. Salah satunya adalah mobilisasi sistem pertahanan udara.
Selain itu, Menteri Kesehatan Israel telah meminta rumah sakit di Israel utara untuk bersiap jika terjadi eskalasi.
Yona Yahav, Wali Kota Haifa, meminta warga di sana waspada dan bersiap. Media Israel menyebut ada kepanikan di kalangan pemukim Israel di sana.
Outlet media Zionis, Maariv, melaporkan bahwa perintah telah dikirim kepada para menteri Israel untuk tidak menyebutkan “peristiwa Beirut”. Serangan ini menargetkan komandan tinggi Hizbullah
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), serangan itu menargetkan seorang komandan senior kelompok Hizbullah.
Al Jazeera melaporkan ledakan keras terdengar di pinggiran selatan Beirut diikuti asap.
Di sisi lain, media nasional Lebanon bernama Kantor Berita Nasional menyebutkan bahwa serangan Israel menghantam area sekitar Dewan Syura Hizbullah di Haret Hreik. Setidaknya satu orang dikatakan telah meninggal.
Militer Israel mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap serangan roket terhadap Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Israel.
Serangan itu, menurut Israel, dilakukan oleh Hizbullah. Namun kelompok Lebanon membantah berada di balik serangan tersebut. Warga Beirut melihat reruntuhan bangunan yang dihancurkan pasukan pendudukan Israel di pinggiran selatan Beirut pada Selasa malam, 30 Juli 2024. Serangan di Haret Hreik, di pinggiran Beirut Selatan. (Al Mayadeen)
“Serangan di Beirut adalah sasaran yang bertanggung jawab atas kematian anak-anak Majdal Shamsen dan terbunuhnya banyak warga sipil Israel lainnya,” kata tentara Israel.
Beirut telah menghadapi serangan Israel sejak negara Zionis mengancam akan melakukan serangan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan mengalahkan Hizbullah.
Di sisi lain, seorang pejabat senior Hizbullah menyatakan akan membalas setiap serangan Israel di Lebanon.
Reporter Al Jazeera Zeina Khodr mengatakan komandan yang diincar Israel bernama Muhsin Shukr.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan Shukr selamat dari upaya pembunuhan tersebut.
“Lebanon bersiap menghadapi serangan Israel, namun hari ini seorang pejabat senior Hizbullah mengatakan bahwa apapun serangan Israel tersebut, Hizbullah akan membalas,” kata Khodr.
(Tribunnews/Februari)