Laporan reporter Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TEHRAN – Ribuan warga Iran berkumpul di Universitas Teheran dan memadati lokasi upacara peringatan kepala biro politik gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, yang terbunuh oleh rudal berpemandu udara.
Bak lautan manusia, ribuan pelayat tampak khidmat usai pemakaman Ismail Haniyeh dan satpamnya Wasim Abu Shaaban. Pemakaman diawali dengan pidato Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf.
Dilanjutkan dengan prosesi doa dan doa pemakaman bersama yang dipimpin oleh Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran. Pawai ini terjadi sebelum pemakaman pemimpin Hamas pada Jumat di Qatar, seperti dikutip BBC International.
Ribuan warga Iran berduka atas meninggalnya ketua dewan politik Hamas. Dengan membawa bendera Palestina dan poster bergambar wajah Haniya, massa mengikuti peti mati Haniya dan Shaaban dalam parade melintasi ibu kota, Teheran.
“Pemakaman pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan dilangsungkan di Doha pada hari Jumat, sehari setelah upacara berkabung publik di Teheran,” kata Hamas mengutip Al Arabiya.
Jenazah akan dimandikan setelah salat Jumat di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, masjid terbesar di Doha, dan kemudian dibawa ke pemakaman di Lusail, sebelah utara ibu kota Qatar, kata Hamas.
Sebelumnya diketahui, Ismail Haniyeh yang dikenal sebagai pemimpin tertinggi Hamas dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian. Haniyeh dibunuh bersama pengawalnya dini hari pukul 02.00 waktu setempat.
Kematian Haniyeh juga diumumkan oleh Garda Revolusi Iran, yang bersekutu dengan Hamas. Menurut Garda Revolusi Iran, roket menyerang kediaman tempat Haniyeh dan pengawalnya tinggal di Teheran.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun para ahli di televisi pemerintah Iran menyalahkan Israel atas serangan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Netanyahu dan militer Israel masih enggan mengomentari rumor keterlibatan Israel dalam pembunuhan Ismail Haniyeh.
Militer Israel mengatakan tidak akan menanggapi laporan media asing setelah media pemerintah Iran melaporkan bahwa pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh telah terbunuh di Iran. Putra Haniyeh menegaskan bahwa dia akan terus berperang melawan Israel
Menanggapi kematian ayahnya, putra pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh ini menekankan bahwa pembunuhan ayahnya tidak akan mengakhiri perlawanan Palestina terhadap Israel.
“Perlawanan tidak berakhir dengan pembunuhan pemimpinnya, dan Hamas akan terus melakukan perlawanan sampai pembebasan,” kata Abdul Salam Ismail Haniyeh, putra Haniyeh.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri, senada dengan Abdul Salam Ismail, menekankan bahwa pasukannya akan melancarkan perang terbuka melawan Israel sampai tujuan mereka untuk membebaskan Yerusalem dari intervensi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tercapai.
“Kami telah melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem dan siap membayar harga apa pun,” kata Zuhri seperti dikutip The Times Of Israel.