Jokowi Harus Penuhi 7 Syarat ini Jika Didorong Jadi Ketum Golkar Gantikan Airlangga

Direkomendasikan agar Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar, namun harus memenuhi 7 syarat sesuai AD/ART Partai Golkar yang diberitakan di Milli Majlis.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aylangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.

Golkar selanjutnya akan menggelar rapat paripurna besok Selasa (13/8/2024) untuk memilih Ketua Umum Golkar (Plt).

Ketum untuk sementara akan memimpin Golkar hingga digelar Milli Majlis (Munas) untuk memilih Ketua Umum yang tepat.

Saat ini, nama beberapa calon Ketua Umum Partai Golkar sedang dibicarakan.

Mereka antara lain Ketua Kongres Rakyat Indonesia Bambang Soesatyo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Nama Jokowi sudah dikenal semua orang

Namun di antara ketiga calon tersebut, muncul nama Presiden Jokowi sebagai calon Ketua Umum Golkar.

Adalah Ridwan Hiscam, anggota Dewan Pakar Partai Golkar yang merekomendasikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya.

“Ya, saya mendorong Pak Jokowi untuk memimpin Partai Golkar,” kata Ridwan, Senin (12/8/2024).

Ridvan mengatakan, Presiden Jokowi adalah orang yang menggunakan ajaran Partai Golkar.

“Pak Jokowi tidak hanya menggunakan doktrin Partai Golkar secara lisan, namun sebenarnya Jokowi juga menerapkan doktrin Partai Golkar.

Anggota Komisi VII DPR RI ini mengatakan, Jokowi selalu menjadi Ketua Golkar dari serikat buruh.

Ridwan menjelaskan, Golkar sejak awal berdirinya terbagi menjadi tiga kelompok, yakni ABRI, pengurus, dan wakil kelompok.

Menurut dia, perwakilan berbagai kalangan yakni petani, nelayan, buruh, dan lain-lain.

“Sejak tahun 1997 Pak Jokowi menjadi pengusaha, beliau menjabat sebagai Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Solo Raya,” kata Ridwan.

Ridvan mengatakan Djokovic bukan bagian dari kepengurusan Golkar, melainkan bagian dari tim.

Ia mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Jokowi.

Namun dukungan terhadap Jokowi menjadi Ketum Golkar merupakan keinginan masyarakat.

“Kalau ada yang tidak setuju, terjadilah apa-apa, namanya politik ya? Bagus, bagus,” kata Ridvan. Syarat Jokowi untuk Mencalonkan Ketua Umum Golkar

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk memilih Ketua Umum Partai Golkar.

Hal ini tertuang dalam Anggaran Dasar dan Peraturan (AD/ART) Musyawarah Nasional Partai Golkar Tahun 2019, keputusan nomor VlII/MUNAS-X/GOLKAR/2019.

Pasal 18 ayat (4) Aturan tersebut menjelaskan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi jika seseorang ingin menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar di Majelis Nasional.

Persyaratan untuk menjadi Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar:

1. Beliau adalah Ketua Umum Partai Golkar Cabang Pusat dan/atau Ketua Umum Partai Golkar Cabang Provinsi dan/atau Ketua Organisasi Pusat yang dibentuk untuk 1 (satu) periode. penuh , dan didukung oleh sekurang-kurangnya 30 persen (dua puluh tiga persen) dari mereka yang berhak memilih.

2. Tetap bekerja sebagai anggota Partai Golkar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan tidak pernah menjadi anggota partai politik lain.

3. Saya mengikuti pendidikan dan pelatihan kader Partai Golkar.

4. Bersikap efisien, berdedikasi, disiplin, jujur, dan bersih (PD2LT).

5. Efisien dan dapat diterima 6. Saya tidak pernah terkesan dengan G 30 S/PKI.

7. Kesediaan meluangkan waktu dan bekerja sama di lingkungan Partai Golkar. Tanggapan Jokowi terhadap Capres Golkar

Isu rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung dengan Partai Golkar ramai diperbincangkan pada tahun 2023.

Bahkan ada kabar ia akan menjadi Ketum Golkar.

Kabar Jokowi yang disebut-sebut bakal bergabung dengan tim Golkar muncul pada 16 Desember 2023 saat mengenakan dasi kuning saat lawatan ke Tokyo, Jepang.

Saat itu, Jokowi ditanya kenapa memakai dasi kuning, karena biasanya dia memakai dasi merah saat berkunjung ke negara lain.

Hingga saat ini, posisi Presiden Jokowi sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih dipertanyakan,​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Wartawan menanyakan hal itu kepada Jokowi.

Saat itu, Jokowi belum memberikan jawaban konkrit.

Presiden tak membantah, namun ia juga tak membenarkan kabar Golkar akan berubah haluan.

Saya ke Istana setiap hari, kata Jokowi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024) lalu.

Pengarang: Fers/Has

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *