Operasi Mossad dipicu oleh informasi bahwa Mohammed al-Dif tidak lagi mengikuti protokol keamanannya.
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Agen intelijen Israel, Mossad, menyamar sebagai pengemis dan penjual sayur.
Mereka menyaksikan kematian Mohammad al-Dif dalam serangan udara Israel.
Tentara Israel mengklaim pada 13 Juli 2024 melakukan serangan udara besar-besaran terhadap al-Mawasi di Jalur Gaza.
Komandan brigade Al-Qassam Muhammad al-Difal (Hamas) tewas dalam serangan itu. Jadwal identifikasi
Sebuah laporan oleh Jewish Chronicle, yang diterbitkan di London, mengungkapkan dasar operasi Mossad, menurut informasi bahwa Mohammed al-Dif tidak lagi mengikuti protokol keamanannya sendiri.
Hal ini membuatnya lebih rentan menjadi sasaran Israel.
Rincian baru telah diungkapkan oleh sumber keamanan Israel tentang pembunuhan Mohammed al-Dif, orang kedua di Hamas.
Agen Mossad menyamar sebagai pengemis dan penjual sayur di pasar.
“Mereka membantu melacak al-Dif hingga dia terbunuh,” menurut mingguan Jewish Chronicle, dilansir Al Arabiya, Kamis (15/8/2024) Baca juga: Dugaan Daftar Agen Mossad – Daftar Pembunuh Ismail Haniyeh di Iran
Mohammed al-Dif dikatakan telah berhenti mengikuti protokol keamanannya sendiri, membuatnya lebih rentan menjadi sasaran.
Agen Mossad bekerja sama dengan unit regional dan unit rahasia Israel Mustarab.
Mereka sadar akan kemungkinan perjalanan pertahanan berikutnya ke titik strategis.
Kemudian, saat ini, tentara Israel mulai berencana membunuhnya.
Al-Dif, yang telah digunakan selama 30 tahun untuk tindakan pengamanan yang ketat, secara misterius berhenti melakukannya.
“Dia mulai tinggal di sebuah bangunan perumahan di sebelah barat Khan Yunis sejak lama, menurut laporan dari unit lokal.
Rabin, yang tergabung dalam unit Israel “Duvdevan”, tiba di daerah tersebut dan mulai bergabung dengan penduduk setempat.
Beberapa anggotanya menganggap diri mereka sebagai staf UNRWA dan datang menawarkan bantuan.
Pada saat yang sama, sejumlah orang lainnya berpura-pura beragama Islam.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa dua agen Mossad yang menyamar ditempatkan di dekat wisma untuk mencatat kedatangan Al-Dif di pintu masuk utama gedung.
Dimana para tamu diharapkan untuk masuk.
Sementara itu, agen Mossad kedua berdiri di dekat pintu yang sama.
Namun berwujud seorang lelaki tua, mengenakan pakaian kotor dan berpenampilan seperti pengemis.
Ketika para tamu tampaknya memasuki gedung, sinyal dibunyikan dan pasukan darat menuju ke laut untuk melarikan diri dari Jalur Gaza.
Kemudian angkatan laut Israel menjemput mereka tanpa ragu-ragu.
Lima menit kemudian, dua pembom Israel mulai menyerang “target”.
Sebuah roket menghantam sebuah bangunan yang diyakini ditempati oleh al-Dif, menghancurkan seluruh isinya. Serangan maut pada 13 Juli 2024
Seperti diketahui, tentara Israel melakukan serangan udara besar-besaran ke zona aman kemanusiaan bernama al-Mawasi pada 13 Juli 2024.
IDF mengklaim telah berhasil menargetkan komandan Hamas Mohammad Def dan anggota senior Hamas Rafi Salama.
“Kami sekarang dapat memastikan: Mohammed Def telah terbunuh,” kata militer Israel, Kamis (8/1/2024).
Klaim Israel muncul sehari setelah pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan udara di Teheran, ibu kota Iran, pada Rabu pagi.
Israel telah menembakkan bom dan roket ke daerah tersebut.
Lebih dari 90 warga Palestina tewas dalam serangan ini.
Lebih dari 300 orang terluka dalam serangan Israel.
Namun, dalam postingan Telegram, anggota Hamas Izzat al-Rashq menanggapi klaim Israel tentang kematian Muhammad Def.
Al-Jazeera mengutip postingan ini yang mengatakan, “Membenarkan atau menyangkal kesyahidan seorang pemimpin Qassam adalah urusan pimpinan brigade Qassam dan pimpinan gerakan.”
Menurutnya, satu-satunya informasi yang dapat dipercaya mengenai fakta ini adalah dari brigade al-Qassam.
Kalau Brigade al-Qassam belum memberi kabar, maka mereka tidak bisa menyampaikan kebenarannya.
Izzat menegaskan: “Jika salah satu dari mereka tidak mengumumkannya, maka berita yang dimuat di media atau pihak manapun tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya.”
Wajah Muhammad Al-Dif
FYI, Def merupakan salah satu pendiri Qasim Brigade pada tahun 1990-an.
Def memimpin brigade al-Qassam selama 20 tahun.
Nama asli Def adalah Muhammad Masri, namun setelah bergabung dengan Hamas, ia dikenal sebagai Mohammed Def.
Def meraih gelar Bachelor of Science dari Universitas Islam Gaza, tempat ia belajar fisika, kimia dan biologi.
Dikenal sebagai seorang ahli, Def telah berada di urutan teratas daftar orang yang paling dicari Israel selama beberapa dekade.
Def bahkan diyakini selamat dari 7 upaya pembunuhan yang dilakukan Israel.
Sumber Hamas mengatakan bahwa Def kehilangan matanya dan menderita cedera kaki parah dalam upaya pembunuhan Israel sebelumnya.
Al-Arabiya mengatakan kelangsungan hidupnya saat memimpin sayap bersenjata Hamas membuatnya dipandang oleh sebagian warga Palestina sebagai pahlawan rakyat.