Kerabat Korban Tewas dalam Serangan Roket Hizbullah di Dataran Tinggi Golan Ogah Ketemu Netanyahu

TRIBUNNEWS.COM – Kerabat korban tewas dalam serangan roket Hizbullah di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, menolak bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Kantor perdana menteri Israel mengaku mencoba mengatur pertemuan pada Minggu (28/7/2024) atau Senin (29/7/2024) antara Netanyahu dan keluarga korban tewas, Haaretz melaporkan.

Laporan tersebut, yang diterbitkan tanpa sumber, mengatakan para pejabat di kantor Netanyahu menghubungi beberapa kerabatnya.

Dia mendengar bahwa keluarga korban memilih untuk tidak bertemu dengan Netanyahu.

Laporan Haaretz mengatakan kantor perdana menteri tidak menanggapi permintaan komentar mengenai masalah ini.

Pada Sabtu (27/7/2024), serangan roket menewaskan 12 remaja dan anak-anak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Eskalasi yang terjadi akhir pekan lalu diyakini telah memicu kekhawatiran bahwa Israel dan Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran, akan terlibat perang habis-habisan di wilayah tersebut.

Israel telah berjanji untuk membalas terhadap Hizbullah di Lebanon.

Sehari kemudian, Dewan Keamanan Israel memberi wewenang kepada pemerintah untuk menanggapi serangan tersebut.

Menteri Israel dan Menteri Pertahanan Israel kini mempertimbangkan bagaimana dan kapan harus merespons serangan roket di Dataran Tinggi Golan.

Sementara itu, Hizbullah membantah bertanggung jawab atas eskalasi tersebut, menurut Reuters.

Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan roket Falaq ke pangkalan IDF dekat Majdal Shams, meskipun setelah laporan adanya korban sipil di bagian utara kota, kelompok teroris tersebut berbalik arah dan menyangkal keterlibatannya, Times Of Israel melaporkan.

Lebanon telah meminta Amerika Serikat untuk mendorong Israel menahan diri, kata Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib kepada Reuters.

Namun Israel mengklaim itu adalah rudal Iran yang ditembakkan dari Lebanon selatan dan menyalahkan Hizbullah.

Reaksi keras diperkirakan akan terjadi setelah pertemuan Dewan Keamanan yang diadakan oleh Netanyahu di Tel Aviv.

(Tribunnews.com, Andari Ulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *