TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) memberitakan perkembangan terkini terkait dugaan kebocoran data berdasarkan pemberitaan Tribunnews bertajuk Kebocoran Data Berulang, Kali Ini Diduga Konsultan PT MSBU Indonesia yang tayang pada Jumat 9 Agustus 2024.
Dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke TribuneNews hari ini, Mekri Talenta dan konsultan PT MSBU Indonesia menyatakan telah menyelesaikan tuntas dugaan kebocoran data tersebut.
Proses pengujian Mekri Talenta menunjukkan tidak ada pelanggaran keamanan atau masalah dengan sistem Mekri, kata Mekri.
“Masalah-masalah ini telah dipastikan disebabkan oleh faktor eksternal umum (sumber eksternal) seperti phishing, kata sandi yang lemah, dan infeksi malware pada perangkat pribadi,” kata Mekary.
Makeri Talenta kembali mengimbau pelanggan untuk mewaspadai phishing dengan melakukan tindakan pencegahan, antara lain menghindari lampiran yang mencurigakan, menginstal perangkat lunak anti-virus dan memperbarui kata sandi yang kuat secara berkala serta memastikan penggunaan otentikasi multi-faktor.
CEO Suwandi So mengatakan, “Makeri Talenta juga menggarisbawahi komitmen penuh kami untuk menjaga privasi dan keamanan data melalui manajemen keamanan informasi, infrastruktur, protokol, dan otentikasi multi-faktor, yang ‘membuktikan pendekatan holistik’. Produsen.
Menurut TribuneNews, dugaan kebocoran tersebut terjadi pada konteks data karyawan yang dikelola PT Mekri Talenta yang diunggah ke LinkedIn.
Pesan informasi berikut disiarkan.
Halo PT. Konsultan MSBU Indonesia!
Kami datang dengan damai
Kami hanya ingin Anda mengetahui semua data pribadi karyawan PT. Kami telah mengakuisisi MSBU Consulton Indonesia dan akan mempublikasikannya di Darkweb pada 12 Agustus 2024.
Namun jangan khawatir, “Anda” dapat membatalkannya dengan menyelesaikan permintaan kami.
Jadi mari kita bicara
Setelahnya, tim internal Makeri Talenta melakukan penyelidikan. Dalam keterangannya, Makeri menyampaikan bahwa pada 8 Agustus 2024 memang terjadi kebocoran data pelanggan Makeri Talenta.
Namun, tim investigasi memastikan bahwa sistem aman dan tidak ada pelanggaran keamanan. Insiden ini disebabkan oleh faktor eksternal seperti phishing, kata sandi yang lemah, atau malware.