TRIBUNNEWS.COM, TAPIN – Di tengah ancaman krisis pangan global, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas melalui prestasi-prestasi inovatif.
Termasuk di dalamnya Program Nasional Upaya Khusus Antisipasi Keadaan Darurat Pangan (UPSUS).
Di kesempatan berbeda, Menteri Pertanian (Mantan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya kerja sama untuk mengatasi ancaman krisis pangan global. Menteri Pertanian Amran juga menaruh harapan besar kepada Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Program Darurat Pangan Darurat UPSUS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu perbaikan lahan (pengolahan), irigasi, dan tumpangsari sawah.
“Selain untuk meningkatkan produktivitas nasional, rencana ini juga bertujuan untuk mencapai swasembada sehingga Indonesia menjadi pemasok pangan dunia,” kata Menteri Pertanian Amran.
Menteri Pertanian Amran terus mendorong semua pihak untuk mempercepat produksi dan produktivitas.
Dalam kunjungan kerja ke Negara Bagian Kalimantan Selatan (Kalsel), Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi berkesempatan bertemu dengan Pj. Wakil (Pj) Kabupaten Tapin. , M. Sayrifuddin, di Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Kamis (18/07/2024).
Rapat tersebut digelar untuk mendukung pelaksanaan program UPSUS Kesiapsiagaan Pangan Nasional di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya di Kabupaten Tapin yang baru mencapai 10,9 persen.
Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Kepala Balai Diklat Pertanian Binuang, Kepala Sekolah Menengah Teknik – Pengembangan Pertanian Banjarbaru Negeri Banjarbaru. -PP), Aster Kodim Tapin, Kepala Bidang PSP, Kepala Bidang Tanaman Pangan, penyuluh pertanian dan pihak-pihak lain yang terlibat.
Dalam acara tersebut Dedi Nusyamsi menyampaikan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan termasuk dalam 10 provinsi penghasil beras di Indonesia. Dengan demikian keberhasilan program Siaga Darurat Pangan Nasional UPSUS dapat menjadikan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai penyumbang pasokan pangan nasional. Sebaliknya jika Provinsi Kalimantan Selatan tidak mampu mencapai targetnya maka akan berdampak pada produksi pangan Indonesia.
Pada saat yang sama, Plt. Perwakilan Tapin, M. Sayrifuddin mendukung program dari Kementerian Pertanian. Hal ini dilakukan agar produksi pertanian di Kabupaten Tapin dapat meningkat.
“Karena di Kabupaten Tapin potensi pertaniannya sangat besar dan lahannya luas, belum lagi ada Bendungan Tapin yang bisa menjadi sumber air irigasi,” ujarnya.
Dedi juga menginstruksikan seluruh peserta untuk bekerja sama meningkatkan pelaksanaan program, sirkuit, dan pompa. Sebab, Wilayah Calon Tani (CPCL) sudah ada dan mendapat 39 unit pompa.
“Pompa yang dikirimkan ke kelompok tani harus cepat dan benar, sesuai usulan CPCL dengan tujuan untuk memperluas areal budidaya,” ujarnya.
“Ladang yang sudah dipanen harus diolah dan ditanami yang penting menurut CPCL, kalau pembangunan sedang berjalan dan pompa yang disediakan harus digunakan untuk mengairi agar tidak menjadi penemu. pungkas Dedi.