Pengamat: Persoalan Denda Beras Impor Perlu Diusut Tuntas

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Ekonomi Politik Salamuddin Dang meminta denda impor beras dikaji ulang secara menyeluruh.

Dengan tersisanya 1.600 kontainer beras di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Prak, potensi kerugian pemerintah akan meningkat hingga ratusan miliar.

“Aparat penegak hukum harus mempunyai visi untuk menyelamatkan petani. Ditegaskannya, Rabu (14/8/2024): Oleh karena itu, mereka serius menyikapi skandal tak terpuji ini.

Ditegaskannya, aparat kepolisian harus bisa mengusut tuntas permasalahan ini, karena mengimpor beras saat panen petani merupakan tindakan kriminal. Hal ini juga dapat menimbulkan kemungkinan kerugian bagi pemerintah.

“Harusnya diusut tuntas. “Kalau pada saat pengumpulannya merupakan tindak pidana, itu sah, bukan ilegal.”

Selain itu, pemerintah juga harus membantu petani dengan tidak melakukan impor beras saat masa panen. Salamuddin Daeng mengingatkan sekali lagi bahwa impor beras pada masa panen merupakan kejahatan terhadap petani.

Ia menegaskan: Sementara itu, harga gabah di petani turun jauh dibandingkan harga gabah tahun lalu. Pemerintah seharusnya membantu petani dengan tidak mengimpor beras saat panen raya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mencatat masih ada sekitar 26.425 kontainer yang terdampar di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Dari jumlah tersebut, 1.600 orang diduga melakukan impor beras.

Dalam perkembangannya, Manajer Rantai Pasokan dan Pelayanan Masyarakat Perum Bulog Mohammad Soyamtu mengungkapkan, hingga akhir Mei lalu, tidak ada kontainer Bulog yang tersisa di pelabuhan.

“Sejak akhir Mei, tidak ada kontainer Bulog yang nyasar ke pelabuhan. “Semuanya sudah disimpan,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/8/2024).

Sementara itu, dalam perkara lain, Tinjauan Demokrasi Rakyat (SDR) pada Rabu (3/7/2024) melaporkan Perum Bulog dan Bapanas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menaikkan harga beras impor Vietnam serta negara. . Kerusakan akibat rusaknya pelabuhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *