TRIBUNNEWS.COM – Pengumuman kampanye pertama Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris sebagai calon presiden Pilpres 2024 telah dirilis.
Dalam video berdurasi 1 menit 19 detik tersebut, pendukung Kamala, Donald Trump, menjadi bahan video kampanyenya.
Untuk memulai, Anda akan melihat Harris di podium diikuti dengan gambar bendera Amerika.
Kemudian, video dilanjutkan dengan foto seluruh penggemar Harris yang terlihat bahagia.
“Dalam setiap pemilu, kita menghadapi pertanyaan: Di negara seperti apa kita ingin tinggal?” ucap pengisi suara dalam video tersebut.
Selain itu, pengisi suara tersebut mengatakan bahwa banyak orang di Amerika Serikat yang ingin hidup di dunia yang penuh dengan kekacauan dan ketakutan.
Kata-kata tersebut disertai dengan gambar video calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump dan wakilnya, JD Vance.
Kemudian, video berganti dengan pengisi suara yang mengatakan bahwa sebagian besar Amerika Serikat menginginkan hal yang berbeda, yaitu kemerdekaan.
Pengisi suaranya berkata, jika Anda ingin kemerdekaan di Amerika, Anda harus memilih Harris.
“Tapi kami memilih hal yang berbeda. Kami memilih (mandiri),” kata sang pengisi suara sambil memperlihatkan foto Harris yang sedang mengobrol dengan para penggemarnya.
Setelah itu, video berlanjut dengan mengatakan Harris akan melakukan berbagai hal, seperti tidak melakukan penembakan massal.
Selain itu, ketika Harris terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat juga dijanjikan bahwa kelaparan anak tidak akan ada lagi.
Selain itu, Trump juga dicemooh sebagai calon presiden yang penuh hinaan karena keterlibatannya dengan hukum.
Skandal itu terjadi di tengah serangkaian skandal kasus hukum yang melibatkan Trump.
Kemudian, sulih suara tersebut menuduh Trump sebagai ‘orang yang mampu membayar hukum’.
“Tidak ada seorang pun yang kebal hukum,” kata Yesus.
Video diakhiri dengan Harris mengajaknya untuk memilihnya pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024 yang akan digelar pada November mendatang.
“Kami akan menang,” teriak Harris.
Sebagian besar jajak pendapat menunjukkan Donald Trump mengungguli Kamal Harris
Kajian Reuters/Ipsos yang dirilis Selasa (23/7/2024) mencatat kekuatan Harris sebelum Donald Trump.
Dalam survei tersebut, Harris meraih 44 persen suara, sedikit mengungguli Trump dengan 42 persen.
Survei tersebut dilakukan pasca pengumuman pengunduran diri Presiden AS Joe Biden pada Pilpres 2024 pada Minggu (21/7/2024).
Namun dalam jajak pendapat lainnya, kekuatan suara Harris masih lebih rendah dibandingkan Trump.
Berdasarkan jajak pendapat PBS News, jumlah pemilih Trump mencapai 46 persen, sedangkan Harris kalah dengan 45 persen.
Jadi, menurut jajak pendapat CNN, Trump meraih 49 persen suara, dan Harris hanya mendapat 46 persen suara.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pemilihan Presiden Amerika Serikat