TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat tengah menyoroti kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di sejumlah tempat penitipan anak.
Dua kasus penganiayaan anak di taman kanak-kanak yang viral di media sosial, khususnya di Sekolah Wensen Depok, dilakukan oleh pemiliknya.
Kemudian kasus penganiayaan anak di Early Steps Daycare Pekanbaru.
Polisi pun mengumumkan nama tersangka kasus tersebut.
Dampak kekerasan di tempat penitipan anak akhirnya ramai diperbincangkan warganet.
Direktur Penitipan Anak KinderCastle Antony Leva mengatakan penitipan anak harus menjadi tempat paling dipercaya bagi orang tua dan anak.
“Anak merupakan harta yang paling berharga dan tak ternilai harganya bagi kita semua, dan pengasuhan anak sudah seharusnya menjadi mitra untuk membantu proses pengasuhan,” kata Antony Leva dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/11/2024).
Antony mengatakan pihaknya berkomitmen membantu korban kekerasan melalui proyek #BersamaKinderCastle.
Program ini memberikan layanan penitipan anak gratis selama enam bulan di seluruh cabang KinderCastle.
Oleh karena itu, program terapi oleh psikolog bagi orang tua dan anak yang mengalami kekerasan di tempat penitipan anak dimanapun di Indonesia.
Bagi orang tua atau siapapun yang mengetahui adanya kekerasan di tempat penitipan anak, laporkan ke KPAI atau kepolisian setempat, dapat menghubungi KinderCastle melalui media sosial dan website.
Antony mengatakan, program ini merupakan wujud kepedulian dan kasih sayang kami terhadap orang tua dan anak-anak yang terdampak.
“Kami bisa membantu mereka semaksimal mungkin, mulai dari program pengobatan dari psikolog kami hingga pemberian layanan penitipan anak gratis,” ujarnya.
Program ini mencakup layanan seperti perawatan mulai pukul 07.00 hingga 19.00 WIB. Kemudian rencana makan lima kali sehari dari ahli gizi, pendidikan anak dengan kurikulum Castle.
“Kunjungan rutin dokter anak, dokter gigi, dan psikolog, peralatan modern berbasis teknologi dengan CCTV real-time dan aplikasi KinderParents sehingga orang tua dapat memantau setiap saat secara real time dan transparan,” kata Antoni.
Antony mengatakan, misi pihaknya adalah mewujudkan fasilitas penitipan anak teraman dan profesional di Indonesia.
Sebelum peristiwa pencabulan tersebut viral, Antony mengatakan, pada Juni lalu, pihaknya telah mengundang KPAI untuk mengunjungi cabang kami di Setiabud dan meminta arahan mengenai langkah-langkah pencegahan kekerasan terhadap anak.
“Kami juga bekerja sama dengan Kapolda setempat dan mengundang pihak berwenang untuk memeriksa secara pribadi pengoperasian salah satu cabang kami di Depok sebagai bagian dari komitmen kami untuk mematuhi standar keselamatan dan keamanan tertinggi,” tambahnya.