Laporan ini disampaikan reporter Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penggunaan produk tembakau lainnya oleh remaja di bawah usia 18 tahun menjadi perhatian para pemangku kepentingan.
Namun rokok tembakau jarang digunakan oleh generasi muda di beberapa negara maju, seperti Jepang, Jerman, Denmark, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.
Menurut Survei Gaya Hidup Remaja 2021, survei nasional terhadap remaja Jepang yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, hanya 0,3 persen remaja pria dan wanita serta siswa sekolah menengah menggunakan rokok alternatif.
Sebaliknya, di Inggris, berdasarkan Action on Smoking and Youth Health Survey oleh King’s College London yang diterbitkan pada September 2022, disebutkan bahwa konsumsi tembakau panas di kalangan remaja usia 11 hingga 18 tahun adalah sebesar 0,3 . persen.
“Di antara 2.151 remaja berusia 11 hingga 18 tahun, 0,9 persen pernah mencoba tetapi tidak lagi menggunakan produk tembakau yang dipanaskan, dan 0,3 persen mengatakan mereka telah menggunakan produk tersebut,” demikian hasil survei tersebut.
Di Belanda, Institut Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Nasional melaporkan pada tahun 2020 bahwa penggunaan tembakau panas setiap hari di kalangan anak usia 13-17 tahun adalah 0 persen.
Sebaliknya, sekitar 0,95 persen kelompok umur yang sama menggunakan tembakau lain.
Negara Eropa lainnya, Jerman, melaporkan bahwa penggunaan tembakau panas di kalangan anak usia 12 hingga 17 tahun adalah sekitar 0,3 persen. Hasil tersebut berdasarkan hasil Survei Alkohol Jerman yang diterbitkan pada tahun 2021.
Rendahnya konsumsi tembakau termal di kalangan anak muda juga ditunjukkan dalam hasil penelitian bertajuk Tobacco and Nicotine Use Among Young People in Denmark 2022 yang dilakukan oleh Danish Institute of Public Health.
Studi ini mengumpulkan tanggapan dari 13.315 anak berusia 15 hingga 17 tahun antara bulan Februari dan Maret 2020.
“Para penulis mencatat bahwa tidak lebih dari 1,1 persen anak berusia 15 hingga 17 tahun pernah mencoba tembakau panas,” mengacu pada temuan penelitian tersebut.
Selain itu, di Amerika Serikat, Survei Tembakau Remaja Nasional tahun 2023 yang dianalisis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melaporkan 0,8 persen penggunaan tembakau panas di kalangan siswa sekolah menengah.
Di sisi lain, Kanada juga melaporkan penggunaan produk ini lebih rendah pada kelompok usia 16 hingga 19 tahun, yakni sebesar 1 persen. Hal ini dikonfirmasi dalam Survei Sistem Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat Sekolah Kesehatan Masyarakat Ontario tahun 2019.
“Kami hanya merekomendasikan produk ini untuk membantu perokok dewasa berhenti,” kata National Health Service (NHS) Inggris mengenai produk tembakau lain yang tidak sepenuhnya bebas risiko kesehatan, seperti dikutip euronews com, Minggu (21/4). /2024).