Dilansir reporter Tribunnews.com Bayu Indra Permana.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aliando Serif sedang mencari partner. Dia mencari seseorang yang tidak hanya bisa menjadi pacarnya tapi juga istrinya.
Selain itu, orang-orang di sekitarnya sering menanyakan kapan dia akan menikah, dan itu menjengkelkan.
“(Sendiri) Yang pasti aku gak nanya terus, ‘Kapan nikah? Umurmu 28, belum nikah, masih pacaran?'” Alando Serif baru-baru ini di kawasan Menteng, Menteng. Jakarta Pusat.
Pasalnya, banyak orang yang takut pada Aliando jika memutuskan menikah di usia tiga atau empat tahun.
“Kalau aku sih nggak apa-apa, aku mau nikah di usia 30an dan 40an. Boleh-boleh saja. Kadang banyak ancaman, seperti, ‘Oh, kamu mau punya anak, kamu sudah terlalu tua. Aku bisa’.” Aku tidak bermain-main dengan anak seperti itu, sebenarnya aku lebih mengkhawatirkan hidupku.’
Elindo menganggap mencari jodoh adalah perkara rumit baginya tanpa alasan.
Aleando, penderita OCD, kesulitan mencari pasangan kencan.
“Saya tahu ribet kalau cari pasangan. Rumit kalau cari pacar, nggak boleh bosan apalagi menikah,” ujarnya.
“Walaupun kita tidak tahu ujungnya, di umur berapa, kita nyaman menemukan kualitas diri. Lebih sulit mencarinya dibandingkan pacaran,” lanjut Aleando.