Laporan koresponden Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat Baduy terkenal dengan pola hidup sederhana dan patuh pada peraturan adat serta menolak penggunaan produk industri modern seperti pasta gigi, sabun atau sepatu, sehingga bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya alam di sekitarnya. Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan cara tradisional.
Namun cara-cara tradisional tersebut tampaknya belum sepenuhnya memenuhi standar kebersihan yang memadai, terbukti dengan semakin meningkatnya kasus penyakit kulit di kalangan masyarakat Baduy akibat buruknya kebersihan.
Fakta inilah yang didorong oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) melalui Hibah Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2024 dengan dukungan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) Universitas. Indonesia, untuk berkampanye secara proaktif
Mereka menawarkan solusi yang sesuai dengan tradisi Baduy.
Masyarakat Baduy diperkenalkan dengan teknologi ramah lingkungan.
Mereka dilatih membuat sabun dari bahan alami lokal, ramah lingkungan dan bebas bahan kimia, yang kemudian disebut Kulit Baduy.
Bahan Alam Dosen Program Studi Magister Herbal Fakultas Farmasi UI, apt Roshamur Cahyan Forestrania, MSc, mengatakan, beberapa tanaman dan herba khas Baduy bisa dimanfaatkan untuk membuat sabun alami.
“Mirip dengan buah lerak (Sapindus mukorossi) yang kaya akan saponin dan berfungsi sebagai deterjen alami untuk pembuatan sabun,” kata Roshamur Cahyan Forestrani.
Faktanya, berbagai jenis sabun dibuat untuk memberikan manfaat kesehatan yang berbeda-beda, terutama tergantung pada bahan tambahan yang digunakan, seperti serai wangi dan kayu manis.
Selain untuk sabun, bolu alami terbuat dari tanaman bolu udang alami, sehingga masyarakat Baduy pun memahami potensi tanaman ini yang tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai sayur, namun juga sebagai obat mandi yang ramah lingkungan.
Inovasi sabun alami Baduy Skin diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan penyakit kulit pada masyarakat Baduy.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk melindungi lingkungan, menjaga kualitas air dan memerangi krisis iklim melalui penggunaan bahan daur ulang dan proses produksi yang ramah lingkungan.