Gerakan Setop Boros Pangan oleh Bapanas Tuai Kritik, Pedagang Pasar: Menyakiti Hati Rakyat

Dilansir Reynas Abdila, reporter Tribunnews.com.

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA – Ikatan Pedagang Indonesia (IKAPPI) menyayangkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menerapkan pembekuan pangan.

Reynaldi Sarijovan, Sekjen DPP IKAPPI, mengaku tak menyangka kampanye Bapanas yang diciptakan untuk menegakkan kedaulatan pangan, Masyarakat akan diminta untuk tidak membuang makanan.

“Bapanas dibentuk untuk menjamin kedaulatan pangan. ketahanan pangan dan kemandirian pangan Didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66 Tahun 2021,” kata Reynaldo, Sabtu (3/8/2024).

DPP IKAPPI sangat menyayangkan mengajak warga untuk tidak menyia-nyiakan pangan hanya untuk mengurangi impor beras.

Menurut Reinaldi, hal ini tidak sesuai dengan tanggung jawab utama Bapanas, yaitu mengoordinasikan, merumuskan, dan membentuk kebijakan mengenai ketersediaan pangan. Stabilitas pasokan dan harga pangan

“Ini yang direkomendasikan kepada Kementerian Teknologi. Para petani tidak boleh santai-santai saja. Tapi itu akan merugikan masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Rainaldi menilai pergerakan tambahan seperti ini tidak diperlukan.

Ia mengatakan, Bapanas harus mengkoordinasikan makanan agar katering bisa memenuhi kebutuhannya.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Bapanas Sarvo Eddy mengatakan Indonesia pasti bisa mengurangi ketergantungan pada impor beras.

Salah satunya dengan menggencarkan program stop food waste.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 30 persen dari seluruh makanan terbuang sia-sia. Jumlah ini setara dengan memberi makan 60-125 juta penduduk Indonesia.

Untuk produk beras, jelas Sarvo, permintaan Indonesia mencapai 2,6 juta ton per bulan.

Jika masyarakat bisa menghemat minimal 20 persen dari total sampahnya. Indonesia bisa menghemat beras hingga 6 juta ton.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *