TRIBUNNEWS.COM – Francesco “Pecco” Bagnaia berbagi pemikirannya tentang masa depan rekan satu timnya di MotoGP pada tahun 2025. Ya. Pecco Bagnaia tak perlu menunggu hingga musim depan untuk merasakan panasnya atmosfer bersama Marc Marquez.
Pekko Bagnaia secara terbuka menuduh pebalap Gresini Racing, Marc Marquez, melontarkan komentar psikologis jelang seri MotoGP Inggris 2024 di Silverstone mulai Jumat (8 Februari) hingga Minggu (8 April).
Banyak yang memperkirakan garasi Tim Ducati Lenovo akan panas di MotoGP 2025.
Namun prediksi tersebut ternyata salah. Tidak perlu menunggu hingga musim depan. Ketegangan antara FB1 dan MM93 perlahan muncul ke permukaan. Momen Marc Márquez (kiri bawah) dan Francesco ‘Peco’ Bagnaia bertabrakan pada balapan MotoGP Portugal 2024 di Sirkuit Portimao, WIB malam, Minggu (24 Maret 2024). Marc Marquez menyalahkan Pekko Banya. (Twitter @MotorSport Spanyol)
Pekko Banya dan Marc Marquez saling serang dengan komentar sinis (psjärvar) saat balapan.
Pekan Ducati Dunia minggu lalu. Sang juara bertahan nampaknya sangat risih mendengar perbandingan dari fans jelang pertarungan musim depan.
“Saya akan mulai memikirkan musim depan. Kami tahu bakatnya, tapi dia tidak ada bedanya dengan Martin,” ujarnya dalam wawancara dengan TNT Sports seperti dikutip Todocircito.
Ia menjelaskan, “Di garasi, saya akan melakukannya dengan baik dengan atmosfer yang sama seperti sebelumnya. Di trek, segalanya akan berbeda dan saya harus bertarung dengan rekan satu tim saya.”
Bagnaia bahkan mengungkapkan Marquez sedang melakukan perang mental hingga mengomentari keberhasilannya mengalahkan Fabio Quartararo.
Kekuatan saya adalah aspek mental. Permainan pikiran tidak berhasil untuk saya,” tegas siswa Valentino Rossi.
Katanya motor terbaik diambil Fabio Quartararo, artinya permainan pikiran sudah dimulai, jelasnya.
Terlebih, Banya mengakui Marquez telah melakukan tugasnya dengan baik, begitu pula dengan pebalap lainnya.
Jelang dimulainya musim 2025, pebalap Ducati Lenovo itu memastikan MotoGP 2024 akan berlangsung sangat menarik.
“Martin sangat bagus dan Mark juga melakukan tugasnya dengan baik, Acosta, Vinales dan nama-nama lain yang direkrut untuk musim depan akan memiliki lebih banyak kebebasan dalam balapan,” kata Bagnaia.
Meski demikian, Banyaya mengaku tak pernah kehilangan motivasi untuk memenangi setiap balapan.
Meski mendapat tekanan, suami Domitia Castagnini ini optimistis dirinya adalah pebalap paling mumpuni di motor Desmosedici milik Ducati.
“Saya tidak pernah kehilangan tekad. Saya pemalu, tapi saya berkemauan keras dan bekerja keras,” kata Banyaiah.
“Tidak mungkin berkelahi atau berdebat dengan siapa pun di sauna. Di lintasan, setiap gerakan diperhitungkan dan setiap pilihan dipertimbangkan dengan cermat.”
Di Silverstone, Banyaya pernah menjadi pemenang. Ia memenangi kejuaraan MotoGP 2022.
Banya tetap menjadi pebalap dengan kemenangan terbanyak di seri MotoGP dengan sembilan kemenangan.
Ia memenangi enam balapan tercepat: MotoGP Qatar, MotoGP Spanyol, MotoGP Catalan, MotoGP Italia, MotoGP Belanda, dan MotoGP Jerman.
(Tribunnews.com/Giri)