Dilansir Ismoyo, reporter Tribunnews.com.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Investor pasar modal masih menunggu nama-nama menteri yang akan menjabat di pemerintahan baru periode 2024-2029.
Meskipun Prabu Subianto-Jibran Rakabuming Raka akan terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, namun sebenarnya menteri baru, khususnya menteri yang bertanggung jawab di bidang perekonomian, masih ditunggu.
Kevin Praharyawan, Direktur BRI Investment Banking Capital Markets Danareksa Sekuritas (BRIDS), mengatakan salah satu hal yang paling dinantinya adalah penggantian Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
“Sekarang presiden dan wakil presiden tahu. Kabinet pasti ingin tahu siapa Menteri Keuangannya,” kata Kevin saat mengunjungi kantor Jaringan Tribun di Jakarta bersama Komite Eksekutif BRIDS, Rabu (17/7/2024).
Menurutnya, tugas dan peran Menteri Keuangan sangat penting. Karena tugasnya adalah menjaga keseimbangan keuangan. Dalam hal ini adalah anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Jika APBN terjaga dengan baik, seperti beberapa tahun terakhir yang defisitnya masih di bawah 3 persen, tentu akan menciptakan sentimen positif di kalangan investor pasar modal.
“Lalu bagaimana Menkeu selanjutnya akan menerapkan kebijakan APBN? Ini sebenarnya yang dilihat oleh investor internasional ketika mereka melihat kepercayaan ini,” jelas Kevin.
“Lalu Pak Prabowo (Jika janji pemilu ditepati) APBN akan mampu bertahan. Jadi saya berharap menterinya yang teknokrat,” lanjutnya.
BRIDS memperkirakan pemerintah telah menempuh kebijakan fiskal yang sangat baik di era saat ini. Hal ini juga mempengaruhi credit rating (SCR) sektor pemerintah.
Lembaga pemeringkat kredit Moody’s diketahui mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada Baa2, satu tingkat di atas peringkat investasi. Kemungkinan akan tetap stabil hingga April 2024.
Moody’s sebelumnya mempertahankan SCR Indonesia pada Baa2 dengan prospek stabil dalam tinjauan tahunannya pada Februari 2022.
Moody’s meyakini pernyataan tersebut konsisten dengan penilaian mereka bahwa kekuatan perekonomian Indonesia masih belum berubah. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. serta berbagai inovasi yang kuat dalam alat kebijakan Di tengah tingginya tingkat ketidakpastian perekonomian global
Oleh karena itu, Indonesia merupakan negara dengan suasana investasi yang relatif baik.
“Kami cukup puas dengan hasil stabilitas APBN. Oleh karena itu, ketika defisit APBN meningkat hingga 3 persen dan beberapa tahun terakhir, Dengan defisit di bawah 3 persen, credit rating kita naik,” tutupnya.