Rusia Rekrut Warga Pendudukan Jadi ‘Tentara Milisi’, Ukraina: Mereka Target Sah

TRIBUNNEWS.COM – Ukraina menuduh Rusia merekrut warga dari Ukraina selatan untuk menjadi tentara.

Pusat Perlawanan Nasional Ukraina mengumumkan pada Minggu (14/7/2024), menurut badan Ukrainform, bahwa para prajurit ini dikirim untuk melindungi posisi tentara pertama Rusia.

Mereka bergerak untuk melindungi pasukan Rusia dan memastikan lokasi peralatan militer yang mereka tempati tidak terlihat oleh Ukraina.

“Kremlin telah melakukan hal yang sama dengan dukungan dalam negeri dan ‘pasukan rakyat’ di wilayah selatan yang diduduki sementara. “Mereka adalah sukarelawan yang berpatroli di pemukiman “tentara” di Zaporozhye dan Kherson. “Tugas utama mereka bukan untuk memerangi kejahatan, tapi untuk memastikan tidak ada orang yang mengambil gambar situs militer Rusia,” kata pernyataan itu.

Rusia telah mengerahkan “tentara” yang diduga direkrut dari penduduk lokal di wilayah yang diduduki sementara di Ukraina selatan.

Selain itu, Rusia juga merekrut veteran “operasi khusus militer” dari wilayah pendudukan pada tahun 2014.

Mereka yang bekerja menerima gaji dan paket bantuan sosial dari Rusia. “Tentara” semacam itu ditempatkan di apartemen yang ditinggalkan pemiliknya karena mereka tinggal di Rusia.

“Semua ‘sukarelawan’ ini adalah sasaran militer yang sah,” kata laporan itu. Setiap hari 1000 orang mendaftar menjadi tentara Rusia

Dan Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim perekrutan tentara Rusia berjalan dengan baik. Rata-rata, 1000 orang mendaftar per hari.

“Sekitar 200.000 orang telah terdaftar pada Januari 2024,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan yang dikutip Russia Today.

Rusia telah melakukan upaya perekrutan besar-besaran sejak memulai operasi militer di Ukraina pada Februari 2022. Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan sekitar 700.000 tentara telah dikirim ke zona konflik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan media Barat menyatakan bahwa Rusia sedang merencanakan mobilisasi gelombang kedua.

Yang pertama terjadi pada September 2022, ketika Moskow mengumumkan rencana menambah 300.000 tentara.

Berbicara pada sebuah acara di St. Di St. Petersburg bulan lalu, Putin mengatakan tidak diperlukan merger baru tanpa pembayaran rutin.

Sementara itu, tentara Ukraina sedang berusaha untuk mengisi kembali barisannya setelah serangan yang gagal pada tahun 2023 dan pertempuran sengit di Donbass.

Pada bulan April, Kyiv menurunkan usia dari 27 tahun menjadi 25 tahun, memberikan wewenang yang lebih besar kepada petugas wajib militer dan hukuman yang lebih berat bagi mereka yang menghindari wajib militer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *