TribuneNews.com – Fuad Shukhar, salah satu komandan militer paling terkemuka Hizbullah, tewas Selasa (30 Juli 2024) dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, kata juru bicara militer Israel.
Berdasarkan informasi yang diterima dari intelijen militer, Israel mengumumkan operasi yang menargetkan Fouad Shukri dengan pesawat tempur di wilayah Beirut.
“Israel telah berhasil melenyapkan Sayed Mohsen, Fouad Shukhar, pemimpin militer paling terkemuka Hizbullah dan pejabat urusan strategisnya,” kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari, Selasa (30/07/2024) malam.
“Dia dianggap sebagai tangan kanan dan penasihat Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dalam merencanakan dan mengelola perang,” lanjutnya.
Israel menuduh Fuad Shukhar menjadi pemimpin kampanye anti-Israel Hizbullah yang mendukung rakyat Palestina sejak 8 Oktober 2023.
“Sayed Mohsen telah memimpin perjuangan melawan negara Israel sejak 8 Oktober dan bertanggung jawab atas pembantaian anak-anak di Majdal Shams,” katanya seperti dikutip Al Jazeera.
“Sistem strategis yang dipimpin oleh Mohsen bertanggung jawab atas sarana peperangan tercanggih yang digunakan Hizbullah, terutama rudal presisi, rudal jelajah, rudal jelajah angkatan laut, dan rudal jarak jauh, selain pengembangan dan penggunaan Drone Hizbullah,” tambahnya. . .
Namun Hizbullah belum memberikan pernyataan resmi mengenai nasib Fouad Shukri pasca serangan tersebut.
Beberapa sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebutkan Fuad Shukr selamat dari serangan tersebut.
Setidaknya tiga warga sipil tewas dan 74 lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.
Serangan itu menghantam lantai atas gedung 8 lantai tersebut, dan ambulans mencoba menerobos kerumunan orang yang berkumpul di sekitar kendaraan yang tertutup reruntuhan, Agence France-Presse melaporkan.
Per 8 Oktober 2023, Hizbullah mengumumkan telah bergabung dengan gerakan perlawanan untuk melindungi warga Palestina menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah telah menyerang sasaran militer Israel di wilayah pendudukan Palestina mulai dari Lebanon selatan hingga perbatasan utara Israel, yang merupakan pangkalan militer Hizbullah.
Hizbullah berjanji akan mengakhiri serangan perbatasan jika Israel mengakhiri serangan militernya di Jalur Gaza. Jumlah korban
Ketika Israel masih melakukan serangan di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.363 orang, dengan 90.929 orang luka-luka antara Sabtu dan Senin (29 Juli 2024) dan 1.147 orang luka-luka. Anadolu Agency melaporkan, kematian tersebut terjadi di wilayah Israel.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7 Oktober 2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Israel memperkirakan sekitar 120 sandera masih hidup atau mati dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel hingga awal Juli 2024, menurut laporan Yedioth Ahronoth.
(TribuneNews.com/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel