Laporan Jurnalis Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Barat berkolaborasi dengan komunitas pemerhati lingkungan yakni Waste Revive dan Berkah Jaya Sentosa untuk pusat pengolahan sampah di Kawasan Darsa Kalideres, Jakarta Barat.
Pusat pengolahan sampah ini diharapkan dapat memisahkan dan mengolah sampah sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Bantargebang, Bekasi.
Wakil Ketua Pengurus Daerah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta H Abdul Azis Suaedy mengatakan, semua pihak harus berperan dalam mengurangi pasokan sampah ke TPST Bantargebang.
Mengingat saat ini kapasitas TPST Bantargebang masih mengalami penurunan.
Pemrosesan sejak dini juga penting untuk mendukung daya saing Jakarta sebagai kota modern. Selain itu, Jakarta akan menjadi bagian dari kawasan aglomerasi yang akan menjadi pusat keuangan global.
“Strategi redistribusi sampah ini penting dilakukan di wilayah khusus Jakarta karena merupakan bagian dari kawasan aglomerasi yang akan menjadi pusat keuangan global, secara kumulatif kawasan aglomerasi ini akan menghasilkan 20 ribu ton sampah per hari yang mempunyai potensi mencapai 20 ribu ton sampah per hari. berpotensi menjadi penghambat misi kawasan ini sebagai pusat bisnis berdaya saing global,” kata Aziz, Kamis (8/8/2024).
Aziz juga mengatakan, Jakarta menghasilkan 8.500 ton sampah setiap harinya. Sebanyak 80 persennya dibuang di TPST Bantargebang. Dan hanya 10 persen yang dapat didaur ulang.
Fakta ini berarti penumpukan sampah di TPST Bantargebang terus meningkat.
Faktanya, tempat pengumpulan sampah di TPST Bantargebang perlahan semakin berkurang. Bahkan kini di Bantargebang sampah menumpuk hingga 40 meter, sama dengan tinggi Kantor Wali Kota Jakarta Barat.
Luas TPST Bantargebang seluas 115 hektare sudah tidak bisa lagi melayani sampah asal Jakarta.
Aziz mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang bekerja sama dan memfasilitasi semua pihak dalam mengolah sampah di Jakarta.
Pihaknya akan terus bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dan bekerja sama dengan masyarakat dan warga untuk mengolah sampah agar tidak semuanya dibuang sia-sia.
“Kami mengapresiasi upaya Pemprov DKI yang terus mengurangi volume sampah di Bantargebang, serta tawaran dari Jakarta saat ini. “Upaya pengurangan pasokan sampah ke TPA kami maknai sebagai salah satu cara untuk mendistribusikan kembali sampah di Jakarta,” jelas Aziz.
Aziz menambahkan, pihaknya bersama komunitas pemerhati lingkungan memberikan 3 konsep, yaitu partisipasi masyarakat dengan teknologi sederhana yang berdampak ekonomi sirkular, tidak merusak lingkungan dan merusak serta beroperasi di lahan terbatas sekitar 200 meter persegi. sehingga mudah diterapkan di kota seperti Jakarta.