TRIBUNNEWS.COM, IRAN – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas setelah kediaman mereka di Teheran, Iran, terkena roket.
Ismail Haniyeh meninggal dunia pada Rabu (31 Juli 2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan Ismail Haniyeh meninggal setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.
“Hamas menyatakan kepada rakyat besar Palestina, rakyat negara-negara Arab dan Muslim, serta seluruh rakyat merdeka di dunia, saudara dari pemimpinnya Ismail Ismail Haniyeh adalah seorang syahid,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AP. Iran curang?
Banyak pertanyaan yang muncul seputar meninggalnya Ismail Haniyeh.
Apalagi dia dikenal sebagai sekutu terdekat Iran dan meninggal di wilayah Iran.
Ismail Haniyeh selama ini aman di Qatar, tempat tinggalnya.
Bahkan dua pekan lalu, Ismail Haniyeh masih sempat bertemu dengan mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla di Qatar. Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 M Jusuf Kalla bertemu dengan Pemimpin Politik Gerakan Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, Jumat (12 Juli 2024). (Spesial)
Jadi apakah keamanan Iran hilang setelah kematian Ismail Haniyeh?
Mantan komandan Garda Revolusi Iran Mohsen Rezaie memperingatkan bahwa Israel “akan membayar harga yang mahal” atas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran, media pemerintah Iran melaporkan. Iran mengadakan pertemuan darurat tentang keamanan nasional
Iran mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi di kediaman pemimpin tertinggi, sebuah acara yang berlangsung dalam keadaan darurat, lapor New York Times, mengutip dua pejabat Iran.
Kepala Pasukan Quds IRGC, Esmaeil Qa’ani, juga menghadiri pertemuan tersebut.
Reuters mengutip sumber anonim yang mengatakan bahwa badan keamanan utama Iran akan memutuskan strategi Iran dalam menanggapi pembunuhan Haniyeh di Teheran. Rudal asing
Al-Mayadeen, outlet media yang berafiliasi dengan Hizbullah, mengatakan pemimpin Hamas itu terbunuh oleh “misil yang ditembakkan dari luar negeri,” mengutip seorang pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya.
Kabinet menganggap ini sebagai tindakan “agresi terhadap Iran” dan “membutuhkan tanggapan yang keras”.
Nournews Iran mengatakan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengetahui rincian aktivitas teroris ini, seperti lokasi peluncuran rudal.”
Situs web yang dekat dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menambahkan bahwa melintasi garis merah Iran selalu merugikan musuh-musuhnya.
Ismail Haniyeh meninggal setelah terkena “peluru udara” di kediamannya, Fars News yang berafiliasi dengan IRGC melaporkan penyebabnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang proyektil tersebut. Gunakan peluru kendali
Kantor berita Arab Saudi Al-Hadath, dari berbagai sumber menyebutkan, pembunuhan Ismail Haniyeh dilakukan dengan peluru kendali yang menyasar tempat tinggalnya di Teheran.
Surat kabar itu mengatakan rudal tersebut mencapai targetnya pada pukul 2 pagi waktu setempat.
Pada hari Rabu, sumber dari Al-Arabiya dan Al-Hadath mengkonfirmasi pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran.
Sumber tersebut menyebutkan, pembunuhan Haniyeh disebabkan oleh penyerangan terhadap kediamannya di Teheran.
Sumber tersebut juga membenarkan bahwa pembunuhan Ismail Haniyeh dengan rudal langsung diperintahkan.
Pembunuhan kepala Politbiro Hamas terjadi tepat di tempat tidurnya. Menteri Israel: Kematian Haniyeh membuat dunia ‘sedikit lebih baik’
“Ini adalah cara yang tepat untuk membersihkan dunia dari kekotoran ini. Tidak ada lagi ‘perdamaian dari penyerahan palsu, tidak ada lagi belas kasihan bagi orang-orang ini,'” kata Menteri Warisan Israel Amihai Eliyahu dalam sebuah pernyataan di akun X. miliknya sebagai tanggapan atas pembunuhan Haniyeh.
“Tangan besi yang akan memukul mereka adalah tangan yang akan membawa kedamaian, kenyamanan dan menguatkan kemampuan kita untuk hidup damai bersama mereka yang menginginkan perdamaian. Kematian Haniyeh membuat dunia sedikit lebih baik,” tambahnya. Hamas berduka
Gerakan perlawanan Islam Hamas telah mengeluarkan pernyataan resmi atas pembunuhan Ismail Haniyeh.
“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang menyimpang dari jalan Tuhan akan mati, melainkan tetap hidup dan mendapat rezeki dari Tuhannya,” kata Hamas dalam pernyataannya hari ini.
“Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka atas putra-putra rakyat Palestina, negara-negara Arab dan Muslim, serta semua orang bebas di dunia: saudara, martir dan pejuang.” Ismail Haniyeh, pemimpin gerakan tersebut, meninggal dunia akibat serangan berbahaya Zionis terhadap rumahnya di Teheran, setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran,” ujarnya selanjutnya.
“Kita milik Tuhan dan kepada-Nya kita akan kembali, dan ini adalah jihad, kemenangan atau syahid,” tambahnya, seperti dikutip Al Quds. Kelompok Houthi Yaman siap merespons
“Kami terlibat dalam perang komprehensif untuk membebaskan Quds dan siap membayar harga apa pun untuk jalur ini,” kata Houthi di Yaman yang didukung Iran dalam sebuah pernyataan tentang pembunuhan Ismail di Teheran. Rusia mengatakan kematian Haniyeh akan meningkatkan ketegangan
Seorang perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan kepada kantor berita negara RIA pada hari Rabu bahwa pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh adalah “pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diterima.”
RIA mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov yang mengatakan: “Ini adalah pembunuhan politik yang tidak dapat diterima dan akan menyebabkan peningkatan ketegangan lebih lanjut.”