Reporter Tribunnews.com Danang Triatmojo melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Matthew Downing meyakinkan, kedatangan WNI yang berkunjung ke negara yang beribukota London itu akan terus disambut hangat.
Matthew memberikan informasi tersebut di tengah kerusuhan di Inggris, yang dipicu oleh pembunuhan tiga pemuda di barat laut Inggris dan berujung pada protes anti-imigran. Kerusuhan ini disebut-sebut menjadi yang terbesar dalam 13 tahun terakhir.
Saya juga ingin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa masyarakat yang berkunjung ke Inggris akan terus disambut dengan hangat, kata Matthew dalam keterangan resmi, Rabu (8/7/2024).
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia mewakili Pemerintah Inggris mengecam keras terjadinya kekacauan dan kekerasan di beberapa kota. Menurutnya, perampokan dan hooliganisme tidak bisa dibenarkan.
Inggris, kata Matthew, adalah negara yang toleran, terbuka, dan multikultural. Menurutnya, apa yang ditampilkan dalam kerusuhan tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai yang dianut Inggris.
Dia menambahkan: Inggris tidak akan mentolerir serangan terhadap tempat ibadah keagamaan seperti masjid, komunitas Muslim atau lainnya karena agama atau warna kulit mereka.
“Apa yang Anda saksikan tidak mewakili nilai-nilai Inggris,” katanya.
Máté juga menekankan bahwa mereka yang ikut serta dalam kerusuhan dan perusakan lembaga publik, atau bahkan menyebarkan berita palsu, akan dihukum berat.
Hukuman penuh menanti para penjahat yang melakukan tindakan ini, serta mereka yang menyebarkan kebencian dan informasi yang salah secara online.
Kerusuhan di Inggris merebak setelah hoaks kelompok anti-imigran bocor hingga pembunuhan tiga pemuda.
Beredar informasi bahwa tersangka penikaman kelas dansa Southport adalah seorang imigran Muslim radikal.
Polisi sendiri sudah memastikan tersangka adalah Axel Rudakubana (17) kelahiran Inggris.
Namun kelompok anti-imigran tetap melanjutkan protesnya yang berakhir dengan pembakaran, penjarahan, dan bahkan kekerasan.
Dia dilempari botol oleh kelompok anti-imigran dan anti-rasisme di Liverpool, Briston, Hull dan Belfast.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mencatat jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di beberapa kota di Inggris, antara lain di Sunderland 18 orang, Manchester 532 orang, Kota Leeds 467 orang, dan Kota Nottingham 290 orang WNI. .
Kemudian Kota Bristol mencatatkan WNI sebanyak 228 orang, Liverpool 134 orang, dan London 3.279 orang. Total ada 4.948 WNI yang berada di Inggris.
Berdasarkan komunikasi dengan masyarakat Indonesia di Inggris, tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban kerusuhan tersebut.
“Berdasarkan komunikasi dengan masyarakat Indonesia, hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, Senin (08/05). /2024).
Kedutaan Besar Republik Indonesia di London (KBRI) telah mengimbau seluruh WNI yang tinggal di Inggris dan Irlandia untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak bepergian ke luar rumah jika untuk keperluan yang tidak mendesak.
WNI diminta menghindari kerumunan dan area yang mungkin menjadi tempat berkumpulnya pengunjuk rasa. Apabila terjadi keadaan darurat, segera hubungi hotline konsuler KBRI di +447795105477 atau +447425648007 atau nomor darurat setempat 112 atau 999.
“WNI diminta ekstra kewaspadaan mengingat urgensi aktivitas di luar rumah,” kata Judha.