TRIBUNNEWS.COM – Kontrasepsi adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Alat kontrasepsi bekerja dengan mencegah sperma mencapai sel telur, mengganggu ovulasi, atau mencegah implantasi sel telur yang telah dibuahi.
Pasangan seringkali menggunakan alat kontrasepsi ketika ingin berhubungan seks.
Berbagai jenis alat kontrasepsi yang digunakan, memiliki kelebihan dan kekurangan, serta cara penggunaan yang berbeda-beda.
Untuk memilih metode kontrasepsi, Anda disarankan untuk meminta nasihat dari ahli kesehatan yang berpengalaman.
Setelah mendapat penjelasan, pasangan bisa memutuskan sendiri metode kontrasepsi mana yang paling cocok.
Lantas, apa saja jenis dan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi?
Simak selengkapnya seperti dilansir Tribunnews.com dari berbagai sumber. Jenis alat kontrasepsi
Ada berbagai jenis alat kontrasepsi dengan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda bergantung pada cara penggunaannya dengan benar.
Beberapa metode dapat diperoleh tanpa resep dokter. Sementara yang lain mungkin memerlukan nasihat medis atau pembedahan. 1. Kontrasepsi hormonal
Metode ini termasuk pil oral, implan, patch, atau cincin internal yang bekerja dengan melepaskan sejumlah kecil hormon untuk mencegah timbulnya jerawat. 2. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
IUD adalah alat yang dimasukkan ke dalam rahim dan melepaskan tembaga atau hormon (seperti Levonorgestrel) untuk mencegah sperma mencapai sel telur. 3. Kontrasepsi darurat
Cara ini dapat digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa kondom jika metode kontrasepsi seperti pil atau IUD gagal hingga lima hari setelah kejadian.
IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
Ada dua jenis utama, IUD tembaga seperti ParaGard yang bertahan hingga 10 tahun dan IUD hormonal seperti Mirena yang perlu diganti setiap lima tahun. 4. Kondom
Kondom pria dipasang pada alat kelamin, sedangkan kondom wanita dipasang pada alat kelamin.
Keduanya bertindak sebagai penghalang fisik yang mencegah sperma bertemu sel telur.
Kondom pria mudah ditemukan, terjangkau, dan melindungi terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS), meskipun hanya digunakan sekali.
Pada saat yang sama, kondom wanita memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual, namun efektivitasnya lebih rendah dibandingkan kondom pria. 5. Pemblokiran
Sterilisasi adalah prosedur permanen yang melindungi sperma pada pria dan sel telur pada wanita.
Opsi ini bersifat opsional dan memerlukan pertimbangan cermat.
6. Proses Menstruasi Menyusui
Inilah masa KB bagi ibu baru sebelum menstruasi.
Selama masa ini, sel telur tidak dilepaskan sehingga pembuahan tidak mungkin terjadi. 7. Kontrasepsi
Cara ini dilakukan dengan menghitung masa subur wanita berdasarkan siklus menstruasinya, memantau suhu tubuh, dan perubahan cairan wanita. 8. Pil KB berisiko, pil pria tidak dianjurkan dokter (Citizen Digital)
Pil KB adalah bentuk KB paling populer yang mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah ovulasi.
Ada dua jenis utama, yaitu kontrasepsi kombinasi dan pil progesteron saja. 9. Suntikan kontrasepsi
Cara ini dibagi menjadi suntikan tiga bulan dan satu bulan.
Suntikan KB dikatakan lebih efektif dibandingkan pil, namun harganya mahal dan tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual. 10. Penanaman
Implan adalah alat kontrasepsi berbentuk batang yang dipasang di bawah kulit, biasanya di lengan atas.
Produk tersebut menghasilkan hormon progestin dan dapat mencegah kehamilan hingga tiga tahun, meski mahal dan tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Untuk mencari alat kontrasepsi seperti kondom pria dapat dibeli di apotek atau minimarket terdekat, sedangkan alat kontrasepsi wanita tersedia di klinik, klinik, bidan atau rumah sakit terdekat. Pentingnya menggunakan metode KB 1. Hindari kehamilan yang tidak diinginkan
Banyak kasus kehamilan yang tidak direncanakan dan seringkali berakhir dengan aborsi yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu.
Penggunaan alat kontrasepsi dapat menjadi solusi antar kelahiran sehingga mengurangi risiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. 2. Mendukung tumbuh kembang anak
Rencana kehamilan yang baik dapat membantu pertumbuhan bayi Anda.
Dengan perencanaan yang tepat, anak dapat mendapat banyak perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, terutama pada masa pertumbuhan.
Ibu mungkin juga ingin menyusui (ASI).
Hal ini berbeda karena keluarga tersebut memiliki banyak anak di dekatnya. 3. Meningkatkan taraf hidup keluarga
Menggunakan kontrasepsi membantu mencegah kehamilan atau memiliki anak.
Hal ini tidak hanya mengurangi risiko kematian ibu dan bayi akibat kelahiran pendek atau kehamilan sering, namun juga membantu meningkatkan kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesejahteraan keluarga.
(mg/Dherysha Auria Maysaluna)
Penulis adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS)