Direktur PKBI Menangis Ceritakan Kantornya Digusur Paksa: Hari yang Menyedihkan untuk Kami

Laporan wartawan Tribunnews.com mengucapkan terima kasih kepada W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Persatuan Orang Tua Berencana Indonesia (PKBI) Eko Mariadi tak kuasa menahan tangis. 

Ia sampai menangis saat mengaku diusir paksa dari kantornya di Jakarta Selatan pada Rabu (10/7/2024) oleh 100 petugas Satpol PP yang dibantu puluhan personel polisi dan TNI. 

“Itu adalah hari yang sangat menyedihkan bagi kami,” kata Eko kepada Tribunnews.com di kantor Walhi miliknya, Jakarta Selatan, Kamis (11/7/2024). 

Dia menjelaskan, sebagian anggota PKBI sudah mengetahui kantornya akan digusur. Namun, dia tidak pernah menyangka kejadian ini akan terjadi kemarin. 

Echo berkata: “Kami tidak menyangka mereka akan datang dengan kekuatan penuh. Dulu, mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, tetapi hanya mengajukan petisi.” 

Kali ini, pada 30 Mei 2024, ia tetap mengirimkan surat pengaduan. Ia kemudian mengeluarkan ultimatum serupa dengan surat sebelumnya. 

“Kami tidak begitu tahu akan dikejar,” jelasnya. Jadi pada jam tujuh pagi tanggal 10 Juli, saya tiba-tiba mendengar pintu berderit.” 

Dijelaskannya, puluhan orang dari unsur Perusahaan Daerah, Kementerian Kesehatan, Kepolisian, TNI, dan Satpol PP langsung dilarikan ke kantor PKBI.

Echo melanjutkan, 10 atau 15 truk berukuran besar muncul di luar kantor PKBI di sepanjang Jalan Hang Jebat 3, Jakarta Selatan. 

“Ada apa, Tuan?” 

“Maaf Pak, kami dari DPRD dan Kementerian Kesehatan, kami ingin mengontrol penegakan hukum di tempat ini,” kata petugas tersebut, menurut Echo. 

Ia kemudian menjelaskan bahwa chiller sewaan Echo menerobos masuk ke kantor PKBI dan membongkar semuanya. 

“Mereka mengeluarkan berbagai macam kotak,” lanjutnya. Truk kemudian masuk ke kantor PKBI. 

Echo kemudian memperingatkan petugas agar tidak memecat kantor tersebut karena merupakan wilayah operasional

“Kantor kami punya masalah (batas waktu) 55 tahun, dan kami tidak bisa melakukannya,” jelasnya. 

Meski begitu, Eko menyebut penggusuran masih terus dilakukan. 

Kemudian mereka mendengar suara lembut Echo dan melihatnya menyeka air mata. 

“Ini hari terakhir kami melihat kantor PKBI,” ujarnya. Ini adalah hari terakhir kami. “Saya merasa amanah PKBI tidak dijalankan.” 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *