Laporan reporter Tribunnews.com Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM – Dewan Investasi Thailand (BOI) pada akhir Juli lalu mengeluarkan insentif kepada produsen mobil yang memproduksi mobil hybrid di negara tersebut.
Pemerintah Pantai Gading mengatakan tarif pajak untuk kendaraan hibrida akan turun dari tahun 2028 hingga 2032, dan produsen yang memenuhi syarat akan menerima hak istimewa, tetapi harus berinvestasi setidaknya 3 miliar baht untuk memproduksi HEV.
Kebijakan tersebut menarik Nissan Motor Thailand untuk fokus pada produksi kendaraan listrik hybrid (HEV) di Thailand.
Nissan Motor Thailand tidak mengungkapkan jumlah investasinya, hanya mengatakan anggarannya harus di atas batas 3 miliar baht.
“Kami akan meluncurkan lima model antara tahun 2025 dan 2027 dan kami sedang melihat model mana yang akan diproduksi di Thailand,” kata presiden Nissan Motor Thailand Toshihiro Fujiki seperti dikutip Bangkok Post.
Perusahaan berencana memproduksi kendaraan HEV di pabrik di Samut Prakan. Nissan Motor Thailand bertekad untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis perusahaan di Thailand, yang merupakan negara manufaktur mobil terkemuka di kawasan.
Mereka akan mengimpor model kendaraan baru termasuk mobil penumpang, van dan truk ke Thailand tahun depan.
Fujiki memperkirakan pangsa pasar perusahaan akan meningkat menjadi 3% tahun ini dari 2,2% pada tahun 2023. Pada paruh pertama tahun 2024, volume penjualan domestik perusahaan akan berkisar 5.000 unit.