Sosok Hamzah Haz, Pernah Jadi Wartawan dan Mengundurkan Diri Saat Jadi Menteri Habibie dan Gus Dur

TRIBUNNEWS.COM — Wakil Presiden RI ke-9, Hamzah meninggal dunia hari ini pukul 09.30 WIB, Rabu (24/7/2024).

Hamzah Hus akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Sisarua, Bogor pada Rabu sore.

Beliau merupakan Wakil Presiden RI ke-9 pada tahun 2001-2004 bersama Megawati Soekarnoputri Presiden RI ke-5.

Hamzah Haz lahir pada tanggal 15 Februari 1940 di Ketapang, Kalimantan Barat.

Bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ia merupakan salah satu tokoh tersukses di panggung politik. Ia menjadi Ketua PPP sekaligus menjabat Wakil Ketua.

Masa kecilnya dihabiskan di kampung halamannya di Ketapang. Namun semasa duduk di bangku SMA, Hamzah pindah ke Pontianak untuk melanjutkan di SMEA, ibu kota Kalimantan Barat.

Hamzah kemudian merantau dan melanjutkan pendidikan di Akademi Koperasi Yogyakarta.

Pada tahun 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan mulai mengambil jurusan ekonomi bisnis di Universitas Tanjungpura.

Setelah lulus kuliah, ia memulai karir sebagai jurnalis dan melanjutkan aktivitasnya di gerakan sosial keagamaan Nahdlatul Ulama (NU).

Kiprahnya di NU ternyata membuka jalan menuju karier gemilang. Pada tahun 1971, ia terpilih menjadi Wakil Ketua DPW NU Kalimantan Barat.

Tahun itu ia juga terpilih sebagai wakil rakyat partai NU.

Pasca penggabungan Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif mengkampanyekan PPP untuk menjadi anggota DPR dan akhirnya menjadi pengurus penting PPP hingga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Pembangunan. berpesta.

Pada tahun 1998, Hamzah Haz diangkat oleh Presiden Habibie sebagai Menteri Negara Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), namun mengundurkan diri setelah satu tahun karena tekanan masyarakat agar pimpinan partai tidak boleh menjabat sebagai menteri.

Hamzah juga sempat terlibat kontroversi, pada 21 Desember 1998, Hamzah mendapat gelar doktor kehormatan dari American World University, yang tidak terakreditasi di Amerika Serikat dan diklasifikasikan sebagai pabrik diploma.

Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Hus terpilih menjadi Wakil Ketua DPR-RI periode 1999-2004. Setelah beberapa minggu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Waheed memintanya menjadi Menteri dalam Kabinet Menteri Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dan ia kembali pada tanggal 26 November 1999, menerima amanah tersebut. . Hamzah mengundurkan diri lagi. Untuk itu dan ingin fokus ke partai.

Pengunduran diri Hamzah juga merupakan pengunduran diri pertama Kabinet Persatuan Nasional setelah baru menjabat selama dua bulan.

Puncak karir politik Hamzah Haz adalah ketika ia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang digulingkan melalui sidang istimewa, sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia. . Di MPR dipimpin oleh Ketua MPR saat itu, Amien Rais.

Dalam pemilihan wakil presiden yang diikuti 700 anggota MPR, Hamzah Hus mengalahkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.

Pada pemilu 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih peringkat keempat dengan perolehan suara 8,15 persen atas Partai Kebangkitan Bangsa, sehingga Hamzah Huss dicalonkan oleh partainya, PPP, sebagai calon presiden, dengan Agum Gumelaar sebagai wakil presiden, namun kalah. dengan hasilnya persentase perolehan suara hanya 3 persen. (Kompas.com/Wikipedia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *