TRIBUNNEWS.COM – Invasi Rusia ke Ukraina terus memasuki wilayah negara tersebut.
Wilayah Donetsk, di Ukraina timur, kini sebagian besar telah jatuh ke tangan pasukan Vladimir Putin.
Hal ini diungkapkan Artem Chahan, direktur departemen pengembangan agroindustri dan hubungan pertanahan di administrasi negara daerah Donetsk, kepada Ukrinform.
Hingga saat ini, sekitar 59 persen wilayah [Donetsk] dikuasai musuh, kata Chahan, seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (26/6/2024).
Selain itu, kawasan pertanian Ukraina di Donetsk juga rusak akibat perang.
Chahan mengatakan, lahan pertanian di Donetsk kini sudah mencapai 20 persen. Hingga 80 persen hasil panen kini tidak berguna karena hancur akibat perang dan sebagian ditanam oleh ranjau.
“Pada tahun 2021, total 1,41 juta hektar akan ditanami di wilayah Donetsk. Luas lahan pertanian berkurang menjadi 406 ribu hektar pada awal invasi besar [Rusia], 364 ribu hektar pada tahun 2023, dan 364 ribu hektar pada tahun 2023. 313 ribu hektare tahun ini,” jelasnya.
Menurut Chahan, sebagian lahan pertanian saat ini belum digarap karena dekat dengan garis depan perang atau disebut ‘zona abu-abu’.
Hampir seluruh lahan di komunitas Lyman dan Sviatohirsk yang tidak dihuni, serta sebagian komunitas Velyka Novosilka yang tidak lagi dihuni, memerlukan penghapusan ranjau.
Lahan tersebut ada yang digunakan untuk benteng, ada pula yang tidak digunakan.
Sebagai pengingat, pasukan Rusia selalu berada di sekitar wilayah Donetsk yang garis depannya paling panjang, dengan total jarak sekitar 300 kilometer. Sekitar 472.000 warga sipil masih berada di wilayah yang dikuasai Ukraina di sana.
Di oblast (wilayah setingkat provinsi) ini, Rusia dilaporkan terus melakukan serangan tanpa jeda.
Pada 24 Januari lalu, pasukan Vladimir Putin beberapa kali melancarkan serangan dari darat dan udara.
Dalam serangan udara pada Rabu (26/6/2024) pagi, Moskow menjatuhkan bom FAB-500 di Selydove di wilayah Donetsk.
Dewan Kota Selydove melaporkan hal ini di Facebook. Gedung administrasi Unit Layanan Darurat Negara Ukraina, 6 gedung berlantai lima, 37 rumah pribadi dan mobil pribadi rusak.
Untungnya, tidak ada yang terluka atau terbunuh, tegas dewan kota.
Seperti dilansir Ukrinform, pada malam tanggal 23 Juni, pasukan Rusia melemparkan dua bom di Selydove, menewaskan lima orang, termasuk dua anak-anak.
Sementara itu, pada 25 Juni, Rusia membunuh satu warga wilayah Donetsk – di Zolota Nyva. Sebanyak 11 orang lainnya terluka di daerah tersebut pada siang hari.
Secara total, sejak awal perang skala penuh, setidaknya 2.023 orang tewas dan 5.141 luka-luka di wilayah Donetsk. Angka-angka ini belum termasuk kematian di Mariupol dan Volnovakha.
Seperti diberitakan, pada pagi hari tanggal 26 Juni, pasukan Rusia menjatuhkan bom FAB-500 di Selydove di wilayah Donetsk, menghancurkan enam bangunan berlantai lima, 37 rumah pribadi, dan satu mobil pribadi. Rusia menaikkan garis depan
Sementara itu, dilansir media online TASS, pasukan Rusia terus meningkatkan posisi garis depan dan telah menyebabkan lebih dari 830 korban jiwa di kalangan tentara Ukraina di wilayah Donetsk dalam beberapa hari terakhir.
“Unit Grup Pertempuran Selatan maju ke posisi terdepan dan menyebabkan kerusakan pada personel dan peralatan Brigade Lintas Udara ke-72, ke-46, dan ke-81 Angkatan Darat Ukraina di daerah dekat pemukiman Konstantinovka dan Kurakhovo di Republik Rakyat Donetsk,” kata Kementerian. Pertahanan berkata dalam bahasa Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan kerugian tentara Ukraina ke arah Donetsk dalam 24 jam terakhir lebih dari 830 personel.
Sementara dua pengangkut personel lapis baja, tujuh kendaraan bermotor, dua howitzer M777 155 mm buatan AS, howitzer M198 155 mm buatan AS, howitzer Msta-152 mm B, senjata artileri M119 105 mm buatan AS, dan peperangan elektronik. stasiun itu hancur.