DPR Didorong Gelar Pansus Selesaikan Skandal Impor Beras Bulog Rp 2,7 Triliun

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Politbiro Indonesia Fernando Emas mendesak Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR membentuk panitia khusus (Pansus) untuk dibentuk. triliun, dan negara mengalami kerugian sebesar Rp 294,5 miliar akibat terhentinya impor beras.

“Saya mendukung pembentukan pansus DPR untuk melakukan kajian detail terhadap proses dan penetapan kuota impor beras Bulog,” kata Fernando, Jumat (5/7/2024).

Fernando menegaskan, perlu dibentuk panitia khusus di RCC terkait sengketa impor beras, serta perbaikan tata kelola sektor pertanian Indonesia. Fernando ingin negara ini menjadi lebih pro-petani di masa depan.

“Jangan sampai negara hanya mengandalkan impor dan tidak melibatkan petani untuk membantu menjaga ketersediaan pangan,” kata Fernando.

Fernando mengaku tak ingin ada pihak tertentu yang sengaja mengambil keuntungan dari kebijakan impor beras. Oleh karena itu, menurutnya wajar jika diperlukan panitia khusus untuk mengungkap dan mengusut kejadian impor beras tersebut.

“Mungkin ada beberapa pihak yang sangat menikmati kebijakan impor beras,” kata Fernando.

Bulog buka suara

Direktur Rantai Pasokan dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mohamad Suyamto menanggapi dugaan adanya gogging harga (price gogging) impor beras dari Vietnam.

“Perusahaan Vietnam Tan Long yang dikabarkan menawarkan beras, sebenarnya tidak pernah mengajukan penawaran harga sejak pembukaan tender pada 2024. Oleh karena itu, tidak ada kontrak impor dengan kami pada tahun ini,” kata Suyamto dalam keterangannya di Jakarta. . dikutip Kompas.com, Kamis (4/7/2024).

Suyamto mengatakan hal itu menanggapi persoalan harga yang dilaporkan salah satu pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas usulan perusahaan asal Vietnam bernama Tan Long Group.

Menurut dia, lembaga dimaksud terdaftar sebagai salah satu mitra Perum Bulog dalam kegiatan impor tersebut, namun tidak pernah memberikan penawaran harga kepada Bulog.

Oleh karena itu, Suyamto menyayangkan tudingan kenaikan harga beras impor tanpa bukti.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthy menjelaskan soal kemungkinan harga beras impor.

Menurut Bayu, hal ini terkait dengan idleness atau adanya keterlambatan bongkar muat.

Dalam keadaan tertentu, kata Bayou, gangguan atau keterlambatan bongkar muat merupakan hal yang tidak dapat dihindari sebagai bagian dari risiko barang impor.

– Makanya, misalnya kalau disetel lima hari, jadi tujuh hari. Mungkin pelabuhannya penuh karena hujan, pekerjanya libur, dan sebagainya, kata Bayu.

Bayu mengatakan, selain mengurangi risiko impor, biaya pembatalan juga harus diperhatikan dalam kegiatan ekspor dan impor. Idle payment merupakan bagian dari konsekuensi logis dari aktivitas ekspor-impor.

“Kami selalu berusaha meminimalkan biaya pembatalan, dan ini merupakan bagian dari biaya yang dimasukkan dalam perhitungan pembiayaan perusahaan impor atau ekspor,” kata Bayou.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *