Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destrivan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah semakin menguat dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan hari ini, Jumat (12/7/2024), rupiah ditutup pada Rp16.137 terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom Joshua Pardede mengatakan penguatan rupee pada pekan ini dipengaruhi oleh lemahnya kinerja dolar AS terhadap mata uang utama karena indeks dolar (DXY) pada pekan ini menunjukkan penurunan sebesar 0,36 persen dan berada di bawah level 105.
“Indeks dolar melemah akibat rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan dan respons intervensi pemerintah Jepang terhadap yen Jepang,” kata Joshua, Jumat (12/7/2024).
Indeks Harga Konsumen (CPI) AS mencatat deflasi sebesar 0,1 persen pada tanggal 24 Juni, di bawah ekspektasi konsensus inflasi sebelumnya.
Perubahan CPI bulanan juga lebih rendah dibandingkan CPI tanggal 24 Mei yang sebesar 0,0 persen. Pada 24 Juni, deflasi merupakan yang pertama sejak tahun 2020.
Inflasi tahunan di Amerika Serikat turun menjadi 3,0 persen, turun dari 3,1 persen, di bawah tingkat inflasi tahunan sebesar 3,3 persen.
Inflasi inti juga tercatat menurun menjadi 3,3 persen dari 3,4 persen, kata Joshua.
Data CPI yang lebih rendah dari perkiraan menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan disinflasi di Amerika Serikat, meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga pada tanggal 24 September, sehingga meningkatkan sentimen risk-on di pasar.
“Investor terus memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2024.” Selain rilis data inflasi AS, yen Jepang juga menguat terhadap dolar AS menyusul adanya laporan intervensi pemerintah Jepang terhadap yen Jepang,” kata Yoshua.
Pekan depan, menurut Josua, pelaku pasar akan mencermati rilis beberapa data perekonomian, seperti PDB Tiongkok Q2 2024, neraca perdagangan Indonesia dan keputusan RDG BI, penjualan ritel AS, inflasi Eropa, dan rapat ECB. .
Pada Juni 2024, neraca perdagangan diperkirakan surplus USD 4,05 miliar dari surplus USD 2,93 miliar pada bulan sebelumnya.
Sedangkan BI diperkirakan akan mempertahankan BI rate sebesar 6,25 persen dengan RDG rate pada Juli ini, kata Yoshua.