Israel dituding sengaja memanfaatkan konflik dengan Iran untuk mengalihkan perhatian dari perang di Jalur Gaza.
Selain itu, Israel juga memanfaatkan konflik ini agar negara Zionis mendapat “lampu hijau” dari Amerika Serikat (AS) untuk menyerang kota Rafah di Jalur Gaza.
“Serangan Iran benar-benar mengalihkan perhatian dunia dari Gaza ke kemungkinan terjadinya perang regional,” kata Mairav Zonshein, pakar kebijakan di International Conflict Group, seperti dikutip The New Arab.
“Amerika Serikat saat ini sangat sibuk dan mungkin akan memprioritaskan Iran saat ini.”
Zonschein kemudian mengatakan fokusnya adalah pada masalah kemanusiaan di Gaza dan sandera yang disandera oleh Hamas.
Pada saat yang sama, penguatan pertahanan Israel akan menjadi prioritas.
Konflik antara Israel dan Iran menyebabkan Amerika mengucurkan miliaran dolar ke Israel. Kini Israel hendak menginvasi Rafah.
Seorang jurnalis, aktivis, dan penulis Palestina bernama Robert Fantina juga menyinggung konflik yang terjadi antara Israel dan Iran baru-baru ini.
Dia meminta Israel untuk menggunakan konfliknya dengan Iran sebagai strategi “hari merah”.
“Serangan balasan Iran terhadap Israel, yang tentunya sesuai dengan hukum internasional, setelah Israel melanggar hukum internasional dengan meledakkan gedung konsulat Iran di Damaskus,” kata Fantine, seperti dikutip dari Sputnik News.
Serangan Israel dilancarkan pada awal April dan menewaskan puluhan orang, termasuk jenderal terkenal Iran Mohammad Reza Zahedi.
Beberapa hari sebelumnya, AS sempat membuat marah Israel setelah pasukannya menyerang konvoi World Central Kitchen (WCK) di Gaza dan membunuh beberapa pekerja WCK.
Presiden AS Joe Biden kemudian meminta Israel mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza.
Namun, kini situasinya telah berubah. Bencana kemanusiaan di Gaza kini sudah dikesampingkan, sementara penguatan pertahanan Israel menjadi prioritas.
Fantine mengatakan AS tidak pernah mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat Gaza.
“AS tidak pernah peduli terhadap kesejahteraan rakyat Gaza. Iran hanyalah ikan pengalih perhatian.”
Rahasia merah atau “red herring” adalah kekeliruan atau kekeliruan logika.
Dikutip dari Kamus Cambridge, fakta, ide atau topik yang mengalihkan perhatian orang dari pokok permasalahan yang sedang dibicarakan.
Setelah Iran membalas Israel, AS menyetujui bantuan sebesar $14 miliar kepada Israel.
Sayap Partai Demokrat AS juga meminta anggota parlemen untuk menyetujui rancangan undang-undang bantuan senilai $95 miliar untuk negara lain.
Jumlah ini termasuk $17 miliar untuk pertahanan Israel. Para ahli memperkirakan bahwa hanya $2 miliar dari seluruh bantuan yang akan digunakan untuk bantuan kemanusiaan di Gaza.
Otoritas Palestina mengatakan bantuan kepada Israel akan menjadi “peningkatan bahaya.”
Faktanya, bantuan ini bisa “menimbulkan ribuan korban jiwa di Jalur Gaza.”
Setelah ancaman perang regional mulai memudar, Israel melancarkan serangan terhadap Rafah.
Pada hari Minggu, pejabat kesehatan mengatakan 22 warga Palestina tewas dalam serangan itu. Korban tewas mencapai 34.000
Saat ini perang di Gaza antara Hamas dan Israel sudah berlangsung hampir 7 bulan.
Telah dilaporkan bahwa lebih dari 34.000 warga Palestina kehilangan nyawa dalam serangan Israel di Gaza.
Menurut pihak berwenang setempat, sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Sekitar 80 persen warga Gaza saat ini menjadi pengungsi.
Di sisi lain, Israel kini mempersiapkan serangan darat ke kota Rafah di Gaza selatan, yang merupakan rumah bagi lebih dari 1 juta warga Palestina.
Israel mengatakan serangan terhadap Rafah diperlukan untuk memenangkan perang melawan Hamas.
Namun, Al-Hayya mengatakan serangan Israel ke Rafah tidak akan menghancurkan Hamas.
Ia bahkan mengklaim bahwa komunikasi antara pemimpin politik di luar Gaza dan pemimpin militer di Gaza belum “putus” karena perang yang terjadi saat ini.
“Pasukan Israel belum menghancurkan lebih dari 20 persen kemampuan Hamas,” kata Al Haya.
“Jika mereka tidak bisa melenyapkan Hamas, apa solusinya? Solusinya adalah bergerak menuju kompromi.”
(Tribunnews/Februari)