Benarkah Memanggang Daging Bisa Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Ulasan Ahli Pangan

Reporter Tribunnews.com Aysia Nursiamsi melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gorengan terkadang menjadi hidangan favorit sebagian orang.

Namun, para ahli memperingatkan bahwa cara memasak yang benar mungkin bukan pilihan terbaik bagi kesehatan.

Seperti dilansir Health, memanggang bisa menjadi metode memasak yang berbahaya.

Para ahli memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan pembentukan dua bahan kimia yang terkait dengan kanker.

Yaitu, amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon poliaromatik (PAH).

Keduanya terbentuk ketika daging seperti ayam, ikan, atau daging sapi dimasak dengan suhu tinggi atau di atas api terbuka. Apa bahayanya memasak daging?

Dua bahan kimia berbahaya yang terkait dengan pencoklatan terjadi secara alami saat daging matang.

Ini termasuk daging sapi, babi, ikan, atau unggas yang dimasak dengan suhu sangat tinggi atau di atas api terbuka. Panggangan Barbeque Kacang (sajisedap.grid.id)

Pembentukan HCA meningkat seiring dengan meningkatnya suhu dan waktu pemasakan.

Misalnya steak atau ayam yang memiliki konsentrasi HCA tinggi.

Meskipun HCA terbentuk dari reaksi di dalam daging, PAH terbentuk dengan cara yang sedikit berbeda.

Artinya, ketika lemak dan sari daging terkena api terbuka, asap akan dihasilkan, yang melepaskan bahan kimia PAH ke permukaan daging.

PAH juga ditemukan pada asap rokok dan knalpot mobil.

Hal ini dijelaskan Darin Detwiler, PhD, penulis, konsultan dan profesor kebijakan pangan di College of Professional Studies Northeastern University.

“Bila dikonsumsi, bahan kimia tersebut dimetabolisme tubuh menjadi zat potensial yang dapat merusak DNA dan menyebabkan kanker,” jelas Dotwiler, Minggu (4/8/2024).

Kadar HCA dan PAH tertinggi ditemukan pada daging goreng, namun tidak pada makanan lain.

Hal ini juga mencakup sayuran panggang, roti, dan makanan yang dipanggang, yang dapat menghasilkan PAH jika dibakar dan terkena asap.

Namun risikonya secara umum lebih kecil dibandingkan daging, tapi tetap ada, ujarnya.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan siapa saja yang mungkin mengalami peningkatan risiko kesehatan akibat paparan HCA dan PAH.

Namun Detwiler membuat pengamatan berikut:

Keturunan

Beberapa orang mungkin memiliki mutasi genetik yang memengaruhi cara tubuh mereka menangani HCA dan PAH

Sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap efek berbahaya.

Kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita kanker atau diabetes, mungkin lebih rentan terhadap risiko kesehatan yang terkait dengan bahan kimia ini.

Faktor usia dan gaya hidup

Orang lanjut usia dan mereka yang memiliki pola makan atau gaya hidup buruk juga mungkin berisiko lebih tinggi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *