TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembangunan pemuda di Indonesia menjadi salah satu isu penting saat ini.
Sebab kelompok usia inilah yang akan mengantarkan bangsa mewujudkan impian Indonesia Emas pada tahun 2045
Oleh karena itu, generasi muda hendaknya memupuk rasa persatuan dan sinergi serta mengoptimalkan kemampuannya untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Indonesia.
Selain itu, pembangunan pemuda juga penting untuk menghindari “generasi khawatir” di tahun 2045.
Sejalan dengan cita-cita tersebut, Forum Pemuda Mahasiswa Indonesia (ISYF) yang bergerak di bidang pemberdayaan dan pengembangan pemuda dan mahasiswa kembali menggagas Forum Mahasiswa Indonesia (FOR) ke-13.
Mengusung tema “Bersatu, Berdaya, Kreatif”!, 196 siswa SMA/SMK/MA terpilih dari 34 provinsi di Indonesia datang ke Jakarta.
ZA 13 berlangsung mulai 30 Juli hingga 4 Agustus 2024.
Rangkaian kegiatan FOR 13 dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada Rabu (31/7/2024) di Aula Soesilo Soedarman, Kantor Kemenparekraf, Jakarta.
Usai memberikan ucapan selamat kepada mahasiswa terpilih FOR 13, Menparekraf menyoroti slogan yang diusung FOR 13 yaitu “Bersatu, Berdaya, Kreatif”.
“Ketiga slogan inilah yang menjadi kunci mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” tegas Sandi.
Persatuan, lanjut Sandi, menjadi landasan utama yang mempersatukan kekuatan pemuda di tengah keberagaman suku dan agama di Indonesia.
Apalagi pemberdayaan menjadi landasan keberanian bertindak, kemampuan beradaptasi, dan ketahanan bekerja sama dalam menghadapi hambatan.
Terakhir, tanpa bekerja, generasi muda tidak akan mampu mencapai Indonesia Emas 2045.
“Indonesia Emas 2045 juga akan dicapai dengan ‘3Si’ yaitu inovasi, adaptasi, dan kerja sama sebagai tulang punggung kemajuan,” imbuhnya.
Usai Sandiaga meresmikan rangkaian kegiatan FOR 13, para peserta diajak untuk mengikuti acara pertama yaitu Meet The CEO.
Acara pertama ini berupa talkshow bersama Agus Mashoud S. Asngari, President-CEO Pertamina Foundation.
Diselenggarakan sejak tahun 2009, FOR merupakan kegiatan tahunan ISYF yang mempertemukan siswa-siswi SMA se-Indonesia.
Generasi muda diajak berdiskusi, berbagi pengalaman dengan mengkomunikasikan berbagai ide, pemikiran dan inovasi, baik antar pelajar maupun dengan negara lain.
UNTUK 13 peserta harus menulis esai dengan empat tema utama, yaitu pendidikan, lingkungan hidup, kebijakan sosial dan kewirausahaan.
Esai-esai peserta terpilih Forum Mahasiswa Indonesia ke-13 telah dituangkan dalam antologi bertajuk “Gagasan Mahasiswa Menuju Indonesia Emas”.
Selain menyelesaikan esai, peserta FOR 13 juga melalui tahap seleksi berupa pembuatan video setelah lolos syarat penyerahan yang diakses melalui website.
Tahun ini, pendaftaran FOR 13 mencapai 1.215 siswa, meningkat 52 persen dibandingkan pendaftaran FOR 12 yang dilaksanakan pada Desember 2023.
Dari seluruh pendaftar, terpilih 200 peserta yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia, namun hanya 196 siswa yang bisa berangkat ke Jakarta.
Dalam acara tersebut, peserta FOR 13 bertukar pikiran dan pengalaman mengenai isu-isu penting di Indonesia.
Tak hanya itu, mereka juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan keprihatinan dan aspirasinya kepada pengambil keputusan melalui forum terbuka.
CEO FOR 13 Putra Ansa Gaora berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa persatuan di kalangan mahasiswa.
“Kami berharap rangkaian kegiatan FOR 13 dapat memperkuat daya saing mahasiswa dan memacu mereka untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia menuju Generasi Emas 2045,” kata Putra.
Beberapa kegiatan besar yang diikuti para peserta antara lain upacara pembukaan, kunjungan pemerintah, pemuda melawan korupsi, focus group Discussion, pidato hikmah, pidato menteri, pertemuan dengan CEO, pertemuan dengan pimpinan, pertemuan dengan umum, halo alumni, pemuda pertunjukan budaya, konser Mladost.
Forum Mahasiswa Indonesia ke-13 diakhiri dengan pembukaan dan pencanangan “Gaya Merah Putihku”.
Pada kegiatan FOR 13 ini, kunjungannya lebih banyak dibandingkan kegiatan FOR tahun lalu.
Beberapa kementerian yang dikunjungi peserta FOR 13 antara lain Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Perdagangan, dan Sekretariat Negara. Selain itu, para peserta juga mengunjungi KPK, MPR/DPR/DPD, Mabes Polri dan KPU se-Indonesia.
Peserta Papua Tengah Adinda Putri Kahaya Rohana mengaku sangat senang dan bangga bisa mengikuti rangkaian kegiatan FOR 13 di Jakarta.
Ini merupakan pertama kalinya delegasi dari Papua Tengah mengikuti kegiatan FOR.
“Saya merasa sangat terhormat bisa mewakili Papua Tengah untuk menyuarakan suara dan pendapat mahasiswa di Papua,” kata Adinda.
Pada acara FOR tahun ini, peserta juga berkesempatan mengunjungi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan disambut langsung oleh Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
Dalam kesempatan itu, Hidayat mengaitkan slogan “Bersatu, Berdaya, Kreatif!” yang diusung oleh FOR 13 dengan kisah perjuangan pemuda Indonesia di masa lalu.
Salah satunya adalah kisah terbentuknya Komite Sembilan untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Melawan kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 1 Juni 1945, dibentuklah pejuang kemerdekaan yang disebut Komite Sembilan.
Kesembilan pemuda tersebut merupakan pakar terdidik di bidangnya masing-masing yang menyuarakan cita-cita Indonesia merdeka.
Sembilan tokoh dari berbagai latar belakang berkumpul, mempunyai kemampuan atau kekuasaan, kemudian merumuskan Pancasila sebagai dasar negara dan merencanakan segera penyusunan UUD 1945, kata Hidayat.
Hidayat kemudian mempertegas kutipan bahwa “Kita semua diciptakan oleh sejarah.”
Oleh karena itu, ia berharap para pelajar dapat mengulang sejarah emas Indonesia.