TRIBUNNEWS.COM, Amerika Serikat – Pesawat Menteri Luar Negeri Rusia terbang ke utara dari Moskow selama lebih dari 12 jam untuk menghindari “negara yang tidak bersahabat”.
Namun, dia tidak menyebutkan siapa ‘negara tidak bersahabat’ itu.
Menurut TASS, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah tiba di New York, AS.
Sebagai Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Bapak Sergey akan memimpin diskusi tingkat menteri mengenai topik kerja sama multilateral untuk kepentingan membangun tatanan global.
Pada bulan Juli, ia juga akan mengadakan pertemuan tingkat menteri mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina.
Pesawat Menlu Rusia sebelumnya terbang dari Moskow menuju New York melalui jalur utara untuk menghindari “negara tidak bersahabat”.
Berdasarkan laporan TASS, Selasa (16/7/2024), “tidak ada kejadian nahas yang terjadi selama penerbangan yang berlangsung lebih dari 12 jam itu.”
Di New York, AS, sesuai rencana, Menlu Rusia juga akan menyelenggarakan sejumlah pertemuan bilateral yang fokus membahas isu-isu mendesak dalam agenda internasional dan regional, termasuk situasi di Timur Tengah dan Gaza. , krisis Ukraina dan upaya pertahanan negara.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada 21 Juni mengisyaratkan ancaman konflik baru antara Israel dan Hizbullah.
Menurut RT, panglima militer Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa kelompok ini sedang mempersiapkan konflik skala penuh dengan Israel.
Pernyataan itu muncul setelah komandan senior kelompok itu, Haji Sami Taleb Abdullah, tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan pekan lalu.
“Satu langkah tergesa-gesa, satu kesalahan perhitungan dapat menyebabkan bencana yang melampaui batas negara, benar-benar di luar imajinasi,” kata Sekretaris Jenderal PBB kepada wartawan. Dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain.
Dia meminta kedua belah pihak untuk “segera berkomitmen kembali” pada perdamaian.
Guterres menekankan bahwa deeskalasi “tidak hanya mungkin dilakukan tetapi harus dilakukan”.
Terkait permasalahan regional, pada 10 Juni 2024, Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara untuk mengesahkan resolusi yang mendukung usulan Presiden AS Joe Biden mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Rusia abstain dalam pemungutan suara PBB, sementara 14 anggota Dewan Keamanan lainnya mendukung resolusi 31 Mei yang mendukung rencana gencatan senjata tiga fase yang diusulkan Biden, yang digambarkan sebagai inisiatif Israel.