Personel TNI akan Dikirim ke Gaza Palestina untuk Misi Kemanusiaan, Apa Saja Kemampuan yang Dimiliki

Laporan reporter Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen) Mayjen Nugraha Gumilar menunjukkan kekuatan tentara yang rencananya akan dikirim untuk misi perdamaian dan kemanusiaan di Gaza, Palestina.

Gumilar mengatakan, pasukan yang rencananya akan dikirim ke Gaza termasuk unit kesehatan yang memiliki kapasitas merawat dan mengobati mereka.

Selain itu pasukan yang dikirim juga berasal dari pasukan insinyur yang mempunyai kemampuan membangun dan menghancurkan.

“Satuan yang dikirim ke Gaza antara lain satuan kesehatan yang mempunyai kemampuan merawat atau mengobati, satuan teknik yang mempunyai kemampuan membangun dan menghancurkan, satuan perbekalan yang mempunyai kapasitas yang kuat, salah satunya adalah mendirikan dapur umum dan satuan kelompok. insinyur Unit Pendukung untuk melakukan pengamanan,” kata Gumilar Sabtu (6/8/2024) melalui Tribunnews.com.

Sebelumnya, para karyawan tersebut akan mengikuti proses seleksi, termasuk psikotes.

Seleksinya meliputi penilaian kesehatan, fisik, dan mental, ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan kelompoknya akan mematuhi prosedur manajemen yang ditetapkan PBB terkait rencana misi kemanusiaan dan penjaga perdamaian di Gaza, Palestina.

Dikatakannya, sesuai prosedur, ada empat tahapan komitmen atau komitmen untuk bergabung dengan unit dan misi baru PBB.

Janji yang merupakan keputusan politik pemerintah Indonesia itu disampaikan dalam pertemuan tingkat menteri penjaga perdamaian PBB di Ghana pada 5-6 Desember 2023.

Hal itu disampaikan Agus saat rapat kerja dengan Komisi DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Usulan Indonesia untuk ikut operasi perdamaian internasional di Palestina berjumlah 650 orang, saat ini terdaftar dalam proses registrasi atau level 1, kata Agus Subiyanto, dikutip dari kanal YouTube Komisi DPR RI, Kamis (6/6/2024). ). ).

Jika perintah mengenai pengerahan operasi penjaga perdamaian internasional ke Palestina dikeluarkan, maka pemerintah akan melanjutkan usulan tahap berikutnya atau tahap 2, lanjutnya.

Pada penawaran tahap 1 saat ini, kata Agus, diperlukan banyak dokumen untuk pendaftaran.

Dokumen yang menjadi tanggung jawab Mabes TNI antara lain penyusunan tabel satuan organisasi, daftar alutsista yang digunakan, daftar swasembada yang menjadi tanggung jawab pemerintah sendiri, dan kebutuhan personel terkait pembentukan TNI. unit berdiri, seleksi, pelatihan dan kekuatan berdiri.

Saat ini surat pendaftaran dan rincian organisasi serta kegiatan di bidang kepegawaian dan pekerjaan telah selesai.

Namun dari segi persyaratan regulasi, masih banyak hal yang perlu segera dipatuhi.

Hal ini mencakup usulan kebutuhan anggaran, keputusan Presiden mengenai komitmen yang saat ini sedang dikerjakan oleh Departemen Pertahanan, dan permintaan pertanggungjawaban komitmen PCRS PBB kepada PBB.

Selain itu, kata Agus, kesiapan tenaga dan sumber daya serta kesiapan janji dukungan anggaran masih perlu diperhatikan bersama-sama agar keputusan politik negara berhasil.

Ia mengatakan, untuk persiapan Satgas PBB untuk Palestina, TNI menggelar rapat koordinasi dengan berbagai departemen terkait.

Departemen-departemen ini termasuk Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri dan Departemen Kesehatan.

Rapat akan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei dan 3 Juni 2024 di Jakarta. Tank tentara di Gaza. (AFP)

Agus juga mengabarkan, Kementerian Luar Negeri menyampaikan misi di Gaza rencananya akan menjadi misi Operasi Kemanusiaan Gabungan.

Saat ini, kata Agus, sudah ada dua panglima angkatan bersenjata di wilayah tersebut yang menyatakan siap dan bersedia mengikuti operasi kemanusiaan bersama (Joint Humanitarian Operation) ke Gaza, Palestina.

Kedua panglima tentara tersebut berasal dari Singapura dan Australia.

Direktur Singapura dan Direktur Australia sudah memastikan siap untuk operasi kemanusiaan bersama, kata Agus, dikutip dari kanal Youtube Kanal Komisi DPR RI, Kamis (6/6/2024).

Ya, kata dia, kerja kemanusiaan ini bisa dilakukan setelah tercapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

“Dan saat ini diperlukan kewenangan PBB untuk memanfaatkan kerja sama atau kerja sama dengan negara-negara ASEAN,” ujarnya.

“Saat ini Kementerian Pertahanan sedang mempersiapkan berbagai izin untuk melakukan operasi di Gaza dan menjalin kontak dengan Siprus, Uni Eropa, dan Amerika untuk penggunaan dermaga apung sementara di wilayah operasional,” lanjut Agus.

Agus juga menegaskan pengiriman pasukan perdamaian ke Palestina masih menunggu resolusi dan mandat PBB.

Mabes TNI, kata Agus, menyiapkan pasukan dengan bekal untuk diserahkan ke PBB.

TNI juga sudah mengatur pengiriman rumah sakit asing dan kapal rumah sakit sudah selesai menunggu keputusan pemerintah, katanya.

Rencananya, TNI akan membentuk Brigade Komposit.

Ia mengatakan, jumlah prajuritnya berkisar antara 1.000 hingga 2.000 personel.

“Prajurit, kita sudah buat Brigade Komposit. Jadi dari seribu menjadi dua ribu, bahkan mungkin tiga ribu. Kalau kita bawa dua kapal, berarti kita juga hitung pekerjanya. Buat kelompok pendukung karena masih ada konflik,” kata Agus .

“Kemudian Yon Insinyur (Yon) untuk rekonstruksi di sana. Kemudian Yon Kesehatan untuk pelepasan rehabilitasi. Kemudian Bek Yon untuk memasak dan masih banyak lagi. Yang hadir mungkin sekitar 50-an orang kita,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *