TRIBUNNEWS.COM – Fakta menarik mewarnai keputusan Riccardo Calafiori pindah ke Arsenal ketimbang klub lain, baik itu Chelsea maupun Bayer Leverkusen.
Meski belum diumumkan secara resmi, kepindahan Calafiori ke Arsenal pada bursa transfer kali ini diyakini hanya tinggal menunggu waktu saja.
Arsenal dan Bologna dikabarkan sedang mendiskusikan detail kesepakatan kontrak transfer Calafiori.
Biaya sebesar 50 juta euro akan menjadi bagian dari kesepakatan yang disepakati Arsenal untuk memperoleh jasa bek timnas Italia tersebut.
Jurnalis terkenal Italia Fabrizio Romano baru-baru ini mengabarkan bahwa Arsenal akan menutup kesepakatan transfer minggu ini. Nicolo Barella (kiri) dan Riccardo Calafiori (kanan) melakukan selebrasi usai mencetak gol Italia ke gawang Albania pada laga Grup B Euro 2024 di Signal Iduna Park, Minggu (16/06/2024). (Twitter @@Azzurri_En)
Durasi kontrak berdurasi lima tahun tersebut merupakan bagian dari perjanjian transfer antara Arsenal dan sang pemain.
“Arsenal ingin menyelesaikan kesepakatan dengan Riccardo Calafiori minggu ini, ini terus berkembang,” tulis Fabrizio Romano di media sosial pribadinya.
“Setelah secara pribadi menyetujui kontrak hingga 2029, Arsenal dan Bologna juga semakin dekat.”
Kedua klub hampir mencapai kesepakatan mengenai biayanya, namun saat ini masih mengerjakan struktur kesepakatan transfer.
Biaya tetap, biaya tambahan dan syaratnya masih dibahas dan akan diselesaikan minggu ini.
“Calafiori hanya menginginkan Arsenal, dia tinggal menunggu lampu hijau,” tambahnya.
Apa yang diungkapkan Fabrizio Romano rupanya dibenarkan oleh beberapa jurnalis ternama lainnya, khususnya di Italia.
Mendekati kesepakatan transfer Calafiori ke Arsenal, hal ini jelas akan membuat bursa transfer semakin seru.
Khusus bagi Arsenal, kedatangan Calafiori otomatis membuat lini pertahanan Meriam London semakin mewah.
Tak hanya mewah, kedalaman skuad Arsenal terutama pertahanan akan semakin padat pada musim depan.
Kehadiran Calafiori secara tidak langsung akan memperkaya pilihan dan taktik Arteta dalam merumuskan strateginya.
Pasalnya, Calafiori merupakan bek modern yang memiliki kualitas dan fleksibilitas permainan yang sangat baik.
Keberhasilan Bologna mencapai zona Liga Champions pada akhir musim lalu tidak lepas dari peran Calafiori.
Kehadiran Calafiori pun sempat dirasakan oleh timnas Italia di Euro 2024 sebelum terhenti di babak 16 besar.
Di usianya yang baru menginjak 22 tahun, Calafiori tentu menjadi prospek menjanjikan bagi masa depan klub Arsenal. Gelandang Arsenal Norwegia #08 Martin Odegaard dipeluk oleh pelatih Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta di lapangan setelah pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Everton dan Arsenal di Goodison Park di Liverpool, Inggris Barat Laut pada 17 September 2023. Arsenal memenangkan pertandingan 1- 0 (Paul Ellis/AFP)
Jika dicermati, ada alasan mengapa Calafiori memilih pindah ke Arsenal dan bukan klub lain, baik itu Juventus, Chelsea, atau Bayer Leverkusen.
Diskusi dan pemikiran Arteta menjadi dasar pilihan Calafiori untuk bergabung dengan Arsenal.
Ya, Calafiori dikabarkan sangat tertarik dengan kiprah menarik yang dijalani Arteta saat ini di Arsenal.
Ide sepak bola yang dibicarakan Arteta, khususnya sepak bola modern, membuat Calafiori jatuh hati pada Arsenal.
“Calafiori memilih Arsenal daripada Chelsea dan Leverkusen karena Mikel Arteta,” tulis Calcio Mercato dalam siaran persnya.
“Wawasan sepak bola di mana Arteta memikirkan apa yang dia minta dari pemain bertahannya ketika mereka menguasai bola atau tidak.”
“Calafiori sudah memberikan komitmen kepada Arteta dan saat ini tidak berniat mendengarkan tawaran apa pun dari klub,” tambahnya. Keajaiban Mikel Arteta yang mengubah nasib Arsenal
Sejak menerima tawaran melatih Arsenal pada akhir Desember 2019, perjalanan Arteta tidak mudah.
Rollercoaster nampaknya menjadi naik turun yang dihadapi Arteta dalam usahanya mengangkat status dan performa Arsenal.
Meski ia berhasil meraih gelar Piala FA pada musim pertamanya di Arsenal.
Kenyataannya, Arteta tidak bisa langsung membuat Arsenal tampil konsisten.
Hal itu terlihat dari fakta bahwa Arsenal masih kerap tersingkir dari zona Liga Champions.
Untungnya, sentuhan magis Arteta sudah muncul dalam dua musim terakhir di Arsenal.
Didukung dana melimpah di bursa transfer, Arteta semakin leluasa memadupadankan kekuatan skuadnya.
Beberapa kebijakan transfer yang keren akhirnya membuat Arsenal kembali ke kandang mereka dengan penampilan berturut-turut di Liga Champions. Manajer Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta (kanan) berbicara dengan para pemainnya saat istirahat selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Burnley di Stadion Emirates di London pada 11 November 2023. (GLYN KIRK/AFP)
Arsenal pun kembali menunjukkan keperkasaannya untuk menantang gelar juara Liga Inggris.
Jika dihitung, Arteta telah membawa Arsenal menjalani 231 pertandingan sebagai manajer sejauh ini.
Rata-rata poin Arteta selama melatih Arsenal adalah 1,97 poin per pertandingan.
Rekor 140 kemenangan, 34 kali imbang, dan 57 kekalahan menjadi liku-liku perjalanan Arteta sebagai manajer Arsenal.
Mencetak 451 gol, kebobolan 246 gol, dan mengumpulkan total 454 poin merupakan perjalanan panjang kepelatihan Arteta.
Mengingat semakin berkembangnya skuad Arsenal di bawah asuhan Arteta, tak heran jika ada pemain-pemain bagus dari klub lain yang tak segan-segan bergabung ke skuad London Cannon.
Ada juga gerakan Bicara No Jutsu Arteta, atau pemikiran tak terduga yang dimiliki Arteta sebagai pelatih sepak bola muda.
Pemikiran Arteta dan perencanaannya yang detail membuat sang pemain tertarik untuk berpartisipasi.
Oleksandr Zinchenko, Gabriel Jesus, Declan Rice, dan Kai Havertz menjadi beberapa pemain yang bersedia bergabung dengan Arsenal dari klub lain karena status Arteta.
Dan yang terbaru, nama Calafiori menjadi pemain yang akan segera pindah ke Arsenal karena keberadaan Arsenal.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)