Banyak kisah dan kisah menarik para menteri yang mendampingi Presiden Jokowi dalam melayani rakyat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kurang lebih empat bulan lagi, Presiden Jokowi akan menjadi presiden pertama Republik Indonesia.
Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024, bersamaan dengan mulai menjabatnya Presiden baru Prabowo Subianto.
Berakhirnya masa jabatan Jokowi maka masa jabatan menterinya pun berakhir.
Setelah itu, banyak kisah dan kisah menarik para menteri yang mendampingi Presiden Jokowi dalam melayani rakyat.
Berikut selengkapnya dirangkum Tribunnews.com, Rabu (26/6/2024):
1. Menkeu kaget dengan Pinjol
Menteri Keuangan Sri Mulyani ternyata tak berbeda dengan sasaran pinjaman internet.
Meski berstatus menteri, Sri Mulyani masih “takut” dengan pengajuan pinjaman online.
Pemerintah ini tidak pernah mendapat pinjaman online di ponsel Anda setiap hari.
Dia mengatakan, permintaan tersebut datang melalui SMS yang dikirimkan setiap hari oleh orang tak dikenal.
“Permohonan banyak itu tidak bisa disaring, ini terlalu besar untuk saat ini, lihat saja SMS-nya, BPKB bisa. Saya juga dapat (SMS), setiap hari saya pinjam, seperti yang lain,” kata Sri Mulyani dalam konferensi tersebut. tentang Keuangan Balai Pendidikan BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Berkualitas Finansial) di Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Sri Mulyani mengatakan, ponsel pintar yang kini selalu dekat dengan pemiliknya tidak bisa menyaring penawaran pinjaman online ilegal sehingga penggunanya menjadi sasaran (penipuan).
Oleh karena itu, perlindungan diperlukan ketika perangkat Anda tidak dapat membocorkan informasi.
“Jika kami tidak mempunyai cara untuk mempertahankan diri, kami akan menjadi target berikutnya.
“Alat ini bisa menimbulkan korban, itulah kita,” lanjutnya. Ia menjelaskan, dalam konteks kesetaraan gender, perempuan tetap memperoleh penghasilan.
Mereka bisa menabung setiap hari dan mulai mengikuti acara-acara hiburan besar, pastinya akan mendapatkan keuntungan yang menggiurkan. Baca juga: Apa itu Pinjol? Inilah artinya
“Kalau saya misalnya sebagai Bendahara Negara, ada hibah dan selalu “larut”, saya tidak bisa! “Bendahara Negara harus berpikir matang, kalau ada hibah lagi, dia akan langsung tahu bahwa sudah pasti. ini penipuan,” katanya.
Dikatakannya, pembelajaran tentang keuangan penting untuk mencapai bangsa yang sukses, maju dan berkeadilan. Namun hal tersebut tidak dapat tercapai tanpa pembangunan sektor perekonomian.
Pembangunan ekonomi identik dengan kemampuan memenuhi kebutuhan manusia, baik pada tingkat pribadi, keluarga, lokal, maupun nasional. Itulah syarat pertama suatu bangsa maju dan sejahtera.
Sri Mulyani menegaskan, tantangan yang terjadi saat ini sangat sulit dibandingkan 40 atau 50 tahun lalu tanpa teknologi Internet.
Saat ini, akses terhadap informasi tidak terbatas dan kemajuan ekonomi perempuan baru menunjukkan kemajuan. “Para ibu saat ini memiliki perekonomian yang maju, mereka mulai menabung dan statistik menyebutkan bahwa enam puluh dua persen perempuan menabung, dan tiga puluh tujuh persen menabung dalam kelompok seperti arisan atau arisan,” jelasnya.
“Karena saya punya uang, saya mulai punya banyak ide, dan idenya pun berbeda-beda. Misalnya, Anda berinvestasi pada sesuatu yang sangat menguntungkan, Anda langsung menginginkannya dan tidak memikirkannya, ”dia ditekankan.
2. Menteri Pertanian disebut pembohong
Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan), mengakui petani kerap diteriakkan dengan nama yang tidak pantas saat kunjungan kerja di banyak daerah.
Mendapat perlakuan seperti itu, Andi kemudian percaya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika dirinya diganggu petani karena harga produk pertanian anjlok.
Hal itu disampaikan Andi pada Seminar Nasional Cara Menjamin Kemandirian Pangan dalam Indonesia Emas 2045 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
“Contoh lain kebijakan yang kita terbitkan waktu itu adalah HPB (harga grosir). Kita datang ke presiden, kita berkunjung ke NTB, tiba-tiba petani meneriaki kita: ‘Ini menteri pengecut, menteri pembohong.’ “Mengapa? Dia tidak tahu, kita harus bersabar,” kata Andi.
Lebih lanjut Andi menyoroti, menjadi Menteri Pertanian tidak mudah, harus meminum ‘pil kesabaran’.
Sebab, ketika harga komoditas turun, petani marah.
Sebaliknya, ketika harga naik, konsumen akan marah.
“Jadi Menteri Pertanian itu tidak mudah, harus minum pil kesabaran, konsumen marah dengan kenaikan harga, petani marah dengan penurunan harga, petani marah dengan kelas menengah, pengusaha marah. Tidak ada tempat untuk itu. Menteri. “Kementerian Pertanian tidak boleh diganggu,” tegasnya.
Menurut dia, semua orang yang berteriak ketika harga naik atau turun, bukan Menteri Pertanian.
Andi mengaku beruntung bisa menjabat menteri selama lima tahun sehingga tahu cara mengatasi amarah petani dan pihak lain.
“Saya curang karena saya lebih tua, saya sudah 5 tahun menjadi guru. Kalau harga naik, saya datangi petani, petani itu peluk saya, (berkata) ‘terima kasih Pak Menteri, harganya naik.’ ” “ucap Andi.
“Begitu harga turun, saya di kota operasi pasar, ‘terima kasih Pak Menteri, sekarang harganya sudah turun’. Menjaga keseimbangan itu tidak mudah,” jelasnya lagi.
Sumber: Tribunnews.com/Warta Kota/Kompas.com
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Menteri Pertanian Andi Percaya pada Jokowi yang kerap dimarahi dan disebut petani idiot dan pembohong.