Houthi Naik Darah Lihat Arab Diam Saat Israel Koleksi Kuburan Massal di Gaza, Serangan Diperluas

Kelompok Houthi marah karena jika Israel membangun kuburan massal di Gaza, negara-negara Arab tidak akan tinggal diam, dan serangan akan meningkat lagi.

TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Yaman yang berbasis di Sanaa dan bersekutu dengan Houthi menyalahkan diamnya negara-negara Arab sebagai salah satu penyebab meningkatnya pengumpulan kuburan Israel di Gaza.

Oleh karena itu, angkatan bersenjata Yaman menyatakan siap memperluas operasi militernya terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel tidak hanya di Laut Merah tetapi juga di Laut Arab dan Teluk India.

Informasi tersebut menyusul ditemukannya kuburan massal di Kompleks Medis Nasser Gaza.

Kuburan massal ini merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan militer Israel di Gaza yang berlangsung selama enam bulan terakhir.

Makam besar serupa dengan yang ada di Rumah Sakit Al-Nasr sebelumnya ditemukan di Rumah Sakit Al-Shifa di Khan Yunis, Gaza selatan.

“Selama tujuh bulan berturut-turut, kejahatan pembunuhan musuh-musuh Israel terus berlanjut, yang terbaru adalah pembantaian brutal di Kompleks Medis Nasser di Khan Younis,” kata angkatan bersenjata dalam sebuah catatan di jembatan al-Masirah Yaman.

“Kejahatan genosida yang dihadapi warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki mencerminkan tingkat kebencian dan kejahatan Zionis yang belum pernah terjadi sebelumnya,” lanjut pernyataan itu.

Pernyataan Yaman menyerukan “meningkatkan tindakannya di Laut Merah”, dan menambahkan bahwa Sana’a terus mendukung penuh rakyat Gaza. Sekitar 50 jenazah dimakamkan di Rumah Sakit Al-Nasr di Jalur Gaza setelah tes dilakukan selama akhir pekan hingga Senin pagi. (Al Arabiya) Menyalahkan Barat dan negara-negara Arab atas ‘resesi’

Diberitakan, pada Minggu (21/4/2024) lebih dari 200 jenazah ditemukan di dua kuburan massal yang terletak di Kompleks Medis Nasser Khan Younis.

Kantor pers pemerintah Gaza mengumumkan sekitar 700 korban direncanakan akan dimakamkan di kuburan massal di wilayah tersebut.

“Kami menemukan mayat tanpa kepala dan tanpa kulit di kompleks Nasser dan beberapa di antaranya organnya dicuri,” kata pejabat tersebut.

“Banyak pengungsi, terluka, sakit dan petugas medis tewas dalam operasi tersebut,” tambah laporan itu.

Yaman mengatakan Barat harus disalahkan atas berlanjutnya kejahatan di Gaza.

Selain itu, Houthi juga menggarisbawahi sikap diam negara-negara Arab terkait pembunuhan yang terus terjadi di Gaza.

“Jika bukan karena dukungan Amerika dan Barat, diamnya negara-negara Arab dan kurangnya bantuan dari PBB, kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina tidak akan terjadi,” kata mereka. Angkatan Laut Israel berpatroli di Laut Merah di lepas pantai kota Eliot di Israel selatan pada 26 Desember 2023. (Alberto Pizzoli / AFP) Kolom pendamping dari Laut Merah

Angkatan bersenjata Yaman mengatakan mereka telah mengalahkan kekuatan yang dianggap musuh oleh Palestina.

Pada awal April, fregat FREMM kelas Aquitaine Prancis, Alsace, ditarik dari Laut Merah setelah serangan Yaman menyebabkan kapal tersebut kandas.

“Kami tidak memperkirakan tingkat ancaman seperti ini. Terjadi kekerasan tak terkendali yang sangat mengejutkan dan signifikan. [Warga Yaman] tidak takut menggunakan drone untuk terbang di atas air, meledakkan kapal komersial, dan meluncurkan rudal,” kata komandan kapal Jerome Henry . bukan

Pada awal April, drone Yaman mengumumkan penargetan dua kapal Israel, MSC Darwin dan MSC Gina, serta dua kapal Amerika, Maersk Yorktown dan sebuah kapal perang, di Teluk Aden.

“Angkatan bersenjata Yaman terus memenuhi tugas agama, moral dan kemanusiaan mereka terhadap rakyat Palestina yang tertindas dan membela Yaman,” kata pernyataan itu.

(oln/memo/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *