4 Fakta Soal Virus Oropuche, Penyakit yang Mirip DBD

Reporter Tribunnews.com Rina Ayu melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada Juli 2024, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kembali mengeluarkan peringatan epidemi tentang Oropuche Virus atau OROV.

Berikut empat fakta tentang virus Oropuche yang disampaikan oleh Profesor Tyandra Yoga Aditama, mantan Direktur Penyakit Menular WHO untuk Asia Tenggara. Პirveli

Penyakit ini bukanlah hal baru.

Sudah berjalan sejak tahun 1955, sehingga usianya hampir 70 tahun.

Namun, yang baru adalah pada 25 Juli 2024, otoritas kesehatan Brasil mengumumkan dua kematian OROV, yang merupakan kematian pertama di dunia. 

Ini juga menjadi berita baru, pertama kali di dunia dugaan OROV terjadi pada bulan Juli ketika ibu hamil menularkannya dan menyebabkan keguguran. 

Pada awal 18 Juli 2024, WHO Amerika mengeluarkan seruan kewaspadaan untuk memberi tahu negara-negara tentang kemungkinan penularan dari ibu ke anak dan menyerukan pengawasan terhadap fenomena tersebut. Kedua

Sejauh ini penyakit OROV baru dilaporkan di lima negara di benua Amerika, Brazil, Bolivia, Peru, Kuba, dan Kolombia. 

Penyakit yang ditularkan melalui vektor ini menyebar melalui gigitan serangga dan juga dapat ditularkan melalui nyamuk Culex quinquefasciatus.  Ketiga

Gejalanya antara lain demam, sakit kepala, nyeri sendi, fotofobia (takut cahaya), diplopia (penglihatan ganda), mual dan muntah. 

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, peradangan pada selaput lendir otak dapat menyebabkan meningitis. 

“Penting bagi kita bahwa dalam situasi tertentu gejalanya bisa menyerupai demam berdarah, penyakit yang banyak ditemukan di negara kita. Ada empat jenis genotipe pada Oropuche ini dan seperti yang kita ketahui demam berdarah juga memiliki 4 jenis. Virus,” jelas direktur program pascasarjana universitas YARSI itu. Keempat

Mungkinkah penyakit ini menjadi epidemi yang meluas?

Dalam hal ini, Organisasi Kesehatan AS menyatakan bahwa fenomena OVO saat ini berada dalam pengawasan epidemiologi dan menyarankan negara-negara untuk melakukan dua hal: melakukan pengawasan (termasuk entomologi) dan menerapkan upaya pengendalian vektor yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *