TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Wahana Inti Makmur Tbk (WIM) memiliki keunggulan dibandingkan pemain beras lainnya karena fokus menawarkan beras spesial dan beras sehat.
Dengan begitu, usaha penyedia kode kepesertaan NASI tidak terpengaruh dengan Harga Jual Tinggi (HET) beras yang ditetapkan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Pasca pandemi Covid-19, permintaan beras premium meningkat seiring dengan pulihnya sektor hotel, restoran, dan kafe (Al-Harika) serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Itu sebabnya perseroan yakin penjualan bisa tumbuh 10 persen menjadi Rp 87 miliar pada 2024 dibandingkan Rp 79 miliar pada tahun lalu, sedangkan laba meningkat 618 persen menjadi Rp 2,6 miliar dari Rp 362 juta.
Harga beras asli lebih tinggi dari rata-rata, bahkan beras premium sekalipun. Sebab bahan baku dan pengolahannya berbeda dengan beras pada umumnya. Selain menjual beras murni, WIM juga menjual beras medium grain.
Beras WIM disuplai ke sektor komersial dan modern, pengecer, hotel, restoran dan kafe (hari libur). Pada tahun 2023, sebagian besar penjualan WIM akan disumbangkan oleh pelanggan di sektor perhotelan sebesar Rp31,4 miliar, perdagangan saat ini Rp16,4 miliar, pemegang saham Rp17,6 miliar, perdagangan pihak ketiga umum Rp9,5 miliar, dan pihak berelasi Rp4,1 miliar.
Presiden WIM, Bapak Piero Mustafa, mengatakan meskipun ada ancaman pelemahan ekonomi global dan ketidakstabilan politik pada tahun 2024, sektor industri makanan masih terus tumbuh. Sebab, pangan, khususnya beras yang diproduksi dan dijual perusahaan, merupakan hal yang penting bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Ia menambahkan, peningkatan permintaan juga akan terjadi pada sektor beras penting tempat perusahaan beroperasi. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya sektor perhotelan khususnya restoran.
Piero mengatakan dalam keterangan resmi, Rabu (19/6/2024), “kemampuan perusahaan dalam menyediakan beras khusus akan menjadi pembeda jika dibandingkan dengan perusahaan beras lainnya.”
Ia menambahkan, permintaan beras sehat juga akan meningkat, tergantung meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Oleh karena itu, meski tidak mudah, namun perseroan yakin dapat mencapai target pada akhir tahun 2024 sesuai rencana, kata Piero.
Piero menjelaskan, terdapat kendala dan permasalahan yang akan dihadapi perusahaan pada tahun 2024, terutama kendala yang terjadi setiap tahunnya yaitu perubahan lingkungan. Hal ini menyebabkan harga beras berfluktuasi dan mungkin naik secara signifikan.
Ia menambahkan, permasalahan kemudian muncul karena meningkatnya biaya operasional, terutama biaya transportasi, serta jumlah keseluruhan karyawan di perusahaan dan kesehatan perekonomian.
Dia mengatakan perusahaan menangani fleksibilitas pasokan dengan tetap memantau panen di berbagai wilayah penanaman padi dan beras di pasar secara hati-hati. Perusahaan akan mengadakan pasokan awal produk beras untuk mengantisipasi kekurangan konsumsi. Perusahaan berkomunikasi dengan seluruh pelanggan mengenai perubahan harga yang terjadi.
Dia menekankan bahwa “perusahaan secara bersamaan menangani kenaikan biaya pengiriman dan menyesuaikan metode dan jadwal pengiriman seefisien mungkin.”
Sebelumnya, Papanas membuat peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) tentang tingginya harga jual (HET) beras kualitas medium dan tinggi untuk menjaga harga wajar di tingkat konsumen.
Melalui undang-undang ini, harga beras medium dan premium diatur berdasarkan daerah. Misalnya saja dalam undang-undang ini, harga HET beras medium di Jawa, Lampung, dan Sumsel sebesar Rp 12.500 per kg, sedangkan harga beras premier sebesar Rp 14.900 per kg. Di Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Kepri, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung, HET beras medium Rp13.100 per kg, dan HET beras premium Rp15.400 per kg.
Di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat, HET beras medium sebesar Rp12.500 per kg, dan HET beras premium sebesar Rp14.900 per kg. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, HET beras medium sebesar Rp 13.100 per kg, dan HET beras premium sebesar Rp 15.400 per kg.