Obat di Indonesia Mahal, Prof Tjandra: Ini Salah Satu Alasan Orang Kita Berobat ke Luar Negeri

Hal itu diberitakan Koresponden Tribunnews.com Rina Ayu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan direktur epidemiologi WHO di Asia Tenggara, Profesor Tandra Yoga Aditama meminta pemerintah segera menurunkan harga obat di Indonesia.

Menurutnya, sudah bukan rahasia lagi jika harga obat di negara tetangga seperti Malaysia jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia.

Selain itu, pengalamannya tinggal dan mengabdi di India juga membuktikan bahwa obat-obatan sejenis lebih murah di India.

Ia mengatakan kepada wartawan, Rabu (7 Maret 2024): “Lihatlah langkah nyata yang akan diambil pemerintah untuk memastikan obat-obatan yang diminum masyarakat lebih terjangkau, seperti yang digunakan oleh masyarakat di Malaysia dan India.”

Menurut salah satu direktur alumnus Universitas YARSI ini, mahalnya harga tidak hanya obat-obatan, tetapi juga peralatan kesehatan pada akhirnya berdampak pada biaya kesehatan yang semakin mahal.

 “Ini juga salah satu alasan mengapa banyak laporan bahwa beberapa prosedur medis di negara tetangga sangat murah, karena obatnya murah, begitu pula biaya tes lainnya. “Ini mungkin juga menjadi salah satu alasan jutaan warga kita bepergian ke luar negeri untuk berobat,” kata Profesor Tandra.

Memilih untuk membeli obat-obatan dari India

Dia mengatakan bahwa dia masih terus meminum obat yang dibeli di India.

Ketika rekan-rekan WHO bepergian dari New Delhi ke Jakarta, mereka meminta WHO untuk membeli obat dari temannya.

Berikut perbandingan harga obat yang diminumnya di Indonesia dan India: 1 tablet Atorvastatin 20 mg di apotek Jakarta harganya Rp 6.160, harga di India hanya Rp 4,9 atau Rp 1.000.

Kemudian clopidogrel 75 mg di Jakarta harganya Rp 7.835, di India hanya Rp 7,7 atau Rp 1.540.

Obat ketiga, Telmisartan 40 mg, di Jakarta dibanderol dengan harga Rp 5.198, harga di India hanya Rp 7,4 yakni Rp 1.500.

Terakhir, obat darah tinggi milik istri saya Concord 2,5 mg di Jakarta harganya Rp 10.711, di India harganya hanya Rp 7,8 atau Rp 1.560. Jadi harga obat ini di Jakarta enam kali lipat dibandingkan harga di New Delhi.” ” Dia berkata.

Menurut dia, semua paket obat di India selalu dicantumkan harganya.

Harganya sama jika Anda membelinya dari kota mana pun di India.

Tentu saja hal ini dikontrol ketat oleh pemerintah India.

“Ini adalah contoh baik yang bisa diterapkan di Indonesia, karena memiliki kedua kelebihan tersebut. Keuntungan pertama adalah masyarakat mengetahui harga pastinya karena tertera pada kemasan obatnya, dan keuntungan kedua adalah harganya sama di semua daerah, jelas Profesor Tandra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *