TRIBUNNEWS.COM – Dinamika politik Amerika Serikat langsung berubah setelah Joe Biden langsung mengumumkan mundur dari pemilihan presiden pada Minggu (21 Juli 2024) waktu setempat.
Keputusan itu diambil setelah adanya tekanan kuat dari publik dan Partai Demokrat yang menyerukan agar Biden mengundurkan diri.
Tuntutan tersebut semakin meningkat sejak penampilannya dalam debat melawan kandidat Partai Republik Donald Trump pada akhir Juni lalu yang dianggap kurang memuaskan.
Setelah mengumumkan Minggu malam, Presiden Biden secara resmi mendukung Kamala Harris sebagai calon dari partainya.
Kamala Harris mengaku senang dengan laporan bahwa dia diperkirakan akan menggantikan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden dalam pemilihan presiden AS.
Partai Republik menilai penunjukan Kamala Harris sebagai penerus Joe Biden akan meningkatkan peluang Donald Trump memenangkan pemilu presiden AS.
Hal ini sesuai dengan ucapan Ketua DPR AS dari Partai Republik Mike Johnson.
Di masa lalu, Johnson merupakan pendukung vokal yang menyerukan agar Joe Biden mengundurkan diri.
Johnson, dikutip dari Tribunnews Guardians, mengatakan Kamala Harris tidak lebih baik dari petahana.
“Peluang mereka tidak menjadi lebih baik sekarang karena Wakil Presiden Kamala Harris mencalonkan diri sebagai presiden,” kata Johnson.
Johnson juga menilai kinerja Kamala Harris sebagai Wakil Presiden AS “jelek dan memalukan”.
“Kita harus ingat bahwa Kamala ikut bertanggung jawab atas kegagalan kebijakan pemerintahan Biden yang memalukan,” katanya. “Sebagai wakil utama Biden, dia tidak melakukan apa pun untuk mengatasi masalah perbatasan negara kita,” katanya.
Johnson juga yakin Kamala Harris tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden seperti Joe Biden.
“Jika Joe Biden tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden, maka dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden. Dia harus segera mengundurkan diri. Saya tidak sabar menunggu tanggal 5 November (hari pemilihan presiden AS). . Trump bercanda dengan optimis bahwa dia akan menang besar.
Selain mengkritik Kamala Harris, Johnson juga menyikapi langkah Biden yang keliru mencalonkan calon wakil presiden untuk menggantikannya.
Johnson menggambarkan langkah Biden untuk mendukung Kamala Harris sebagai langkah anti-demokrasi.
“Dengan mencalonkan Kamala, Biden secara efektif membatalkan pemilu bagi lebih dari 14 juta orang Amerika yang memilih dia sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Tampaknya aneh jika mereka menyebut diri mereka ‘Demokrat’, namun mereka malah melakukan sesuatu yang jauh dari itu. Lakukanlah, demokrasi.”
(Tribunnews.com/Bobby)